Senin 30 Oct 2017 19:33 WIB

Susu Kental Manis tak Bisa Penuhi Gizi Anak

Rep: MGROL 99/ Red: Indira Rezkisari
Susu kental manis.
Foto: Pixabay
Susu kental manis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini segala macam cara instan ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Salah satunya kebutuhan akan nutrisi.

Susu Kental Manis (SKM) adalah contoh susu yang biasanya dijadikan solusi bagi ibu untuk menambah nutrisi anak dengan cara instan. Belakangan ini isu SKM menjadi marak diperbincangkan. Pasalnya berdasarkan penelitian, di Amerika sejak tahun 1952 susu kental manis tidak dikonsumsi sebagai susu tapi hanya sebagai penambah rasa makanan. Di Indonesia namun susu kental manis ini masih dijadikan sarana penyempurnaan gizi sebagai penyeimbang makanan empat sehat lima sempurna.

Direktorat Bina Gizi Kemenkes, Ir Doddy Izwardy sendiri menegaskan adanya Peraturan Menteri No. 63 Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak terkait susu kental manis ini. Peran iklan di televisi pun menjadi penting untuk mengubah pola pikir warga Indonesia bahwa susu kental manis bukan susu pemenuh gizi.

Drg Annisa Rizki Amalia, Sp.KGA dari Ikatan Dokter Gigi Anak menjelaskan susu kental manis adalah susu sapi yang kandungan nutrisinya sudah menurun karena proses pembuatannya. Dalam susu kental manis tentunya konsistensi gula lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan lainnya.

Tekstur dari susu kental manis kental dan juga lengket. Bahan gula inilah yang membuat susu menjadi kental dan lengket. “Makanan yang lengket pada gigi akan lebih mungkin meningkatkan produksi asam dan memberikan lingkungan bagi pentumbuhan bakteri dan dekalsifikasi enamel,” ujar Annisa.

Annisa menambahkan susu kental manis tidak di produksi untuk anak-anak. Karena kandungan kalsium dan vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan gigi susu dan tetap untuk anak di susu kental manis masih kalah jauh di bawah susu sapi murni.

“Kandungan kalsium untuk susu kental manis sendiri hanya sekitar 10,85 persen dan kandungan vitamin D sekitar 0,06 persen. Tentunya ini tidak sebanding dengan kadungan susu sapi murni yakni untuk kalsium sekitar 24,64 persen dan 31,1 persen vitamin D ada dalam susus sapi,” ujarnya.

Karena itu penggunaan susu kental manis untuk memenuhi nutrisi bayi yang masih menyusui sangat tidak direkomendasikan. ASI masih menjadi pilihan pertama untuk menutrisi anak. Karena ASI mengandung banyak laktosa.

Laktosa susu kental manis laktosa hanya memenuhi kebutuhan sekitar 10 persen. Dan kandungan sukrosa atau biang gula dalam susu kental manis mencapai 40 persennya.

“Walau dalam ASI mengandung gula tapi pemberian ASI bisa langsung jatuh pada kerongkongan anak tanpa mengenai gigi, sehingga ini bisa memproteksi dari karies,” ujar Anisa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement