Selasa 24 Oct 2017 14:24 WIB

Bekraf-ITB Kembangkan Sektor Gim dan Aplikasi Nasional

Anak bermain gim di gawai.
Foto: Flickr
Anak bermain gim di gawai.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Institut Teknologi Bandung dan  Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerja sama menyelenggarakan Konferensi Game dan Apps Indonesia 2017. Tujuan konferensi diharapkan mampu memahami parameter perkembangan industri kreatif gim dan aplikasi yang ada di Indonesia saat ini. 

Wakil Kepala Bekraf, Ricky Pesik mengatakan bahwa nilai pasar gim di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari Rp 10 triliun per tahun. Namun, nilai tambah dari industri gim tersebut tidak bisa dinikmati Indonesia karena lebih dari 99 persen pasar gim nasional dikuasai oleh pengembang asing. 

“Kontribusi pengembang lokal, baik games maupun aplikasi masih sangat kecil. Untuk games, kontribusi pengembang lokal terhadap pasar games nasional bahkan kurang dari satu persen,” kata Ricky Pesik di ITB, Bandung, Jawa Barat, Senin (23/10).

Menurutnya, salah satu penyebabnya yaitu karena jumlah pengembang dan startup lokal yang mampu tumbuh berkembang serta mempertahankan kepemilikan usahanya masih terbatas. Dikatakan bahwa para pengembang tersebut terkadang terkendala oleh berbagai persoalan, salah satunya yaitu masalah modal. Sedangkan di sisi lain, banyak pemain dan investor asing dengan kekuatan modal besar datang dan pada akhirnya mengakuisisi startup aplikasi dan games asal Indonesia. 

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan ITB Prof Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono mengatakan bahwa  berdasarkan data statistik yang ia peroleh, ada sekitar 57 persen masyarakat di Indonesia yang memainkan lokal gim, lalu 72 persennya memainkan dalam waktu senggang. Menurutnya, hal ini bisa menjadi potensi bagi pertumbuhan pasar games dan aplikasi di Indonesia.

“Kami juga ingin meng-encourage bahwa games bukan hanya untuk sesuatu yang sifatnya fun tapi bagaimana mengembangkan untuk lebih edukatif,” kata Bambang. 

Ketua Panitia Intan Rizky Mutiaz mengatakan bahwa acara ini merupakan sosialisasi  dan implementasi dari roadmap kepada pentahelix, yang terdiri dari pemerintah, kalangan industri, hingga akademisi. Peserta yang hadir di antaranya para delegasi universitas berbasis gim dan multimedia, guru SMA dan SMK yang berbasis multimedia dan beberapa asosiasi dan developer gim serta aplikasi dari beberapa daerah di Indonesia.  

“Tujuannya kita bisa memahami bagaimana parameter perkembangan game dan aplikasi saat ini seperti apa, mapping, pemetaan, terutama penelitian-penelitian mengenai game dan aplikasi yang ada di ITB dan ada di Indonesia. Karena yang hadir di sini mewakili Indonesia, merepresentasikan bagaimana pusat itu akan dibangun,” kata Intan yang merupakan Kaprodi Desain Komunikasi Visual ITB.

Ia berharap dengan adanya acara ini bisa mendapatkan dukungan dari pentahelix mengenai industri gim dan aplikasi. Ia juga berharap pemerintah dapat mendukung melalui kebijakan serta regulasi yang dibuat dan industri juga mendukung dengan inovasi-inovasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement