Ahad 08 Oct 2017 14:17 WIB

Undip Buka Kuliah Gratis bagi Calon Mahasiswa Daerah Terluar

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus Yulianto
Rektor Undip, Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Rektor Undip, Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kabar gembira datang bagi calon mahasiswa dari daerah terluar di Indonesia. Universitas Diponegoro (Undip) bakal membuka kesempatan untuk belajar gratis di Perguruan Tinggi Negeri (PTN)terbesar di Jawa Tengah ini.

Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama mengatakan, kesempatan tersebut bakal diberikan karena Undip memiliki kewajiban untuk terus memberikan kesempatan belajar kepada mahasiswa kurang mampu secara ekonomi.

"Jika diperintahkan alokasi 20 persen bagi mahasiswa kurang mampu, Undip sudah mewujudkannya bahkan sudah lebih dari 20 persen," tegasnya, di Semarang, akhir pekan kemarin.

Undip sebagai bagian dari Indonesia, ujarnya, akan menunjukkan kehadiran Indonesia untuk daerah yang paling pinggir di negeriini. "Undip akan melakukan rekruitmen, bahkan nanti --Insya Allah bisa menggratiskan mereka, anak- anak yang ada di pinggir-pinggir Kalimantan, ujung Sulawesi yang berbatasan dengan Phlipina," katanya.

Ini semua merupakan ihtiar Undip guna membutuhkan bukti kehadiran Indonesia. Ia pun mempersilakan calon mahasiswa yangberasal dari wilayah terluar Indonesia untuk memanfaatkan kesempatan yang baik ini.

"Karena kelemahan Indonesia terutama di wilayah pinggir (perbatasan dengan negara lain) adalah kehadiran. Sehingga mereka tidak merasa Indonesia. Maka, kita akan hadir membawa mereka ke sini untuk belajar," tambahnya.

Sebab, masih jelas Yos Johan, kalauhanya memberikan uang berapapun pasti akan habis. Tapi kalau diangkat pendidikannya,ia meyakini anak- anak akan menjadi pemicu pembangunan di wilayah terluar Indonesia tersebut.

"Tidak usah banyak- banyak, 100 calon mahasiswa dulu dari wilayah pinggir Indonesia, saya yakin akan cepat untuk membawa perubahan dan Insya Allah ini juga akan ditiru oleh universitas lain untuk kemudian bersama- sama mendorong pembangunan SDM di wilayah terluar Indonesia," tandasnya.

Ia juga mengakui, untuk merealisasikan hal ini, Undip memang masih sebatas mampu untuk menggratiskan kuliah. Sementara belum untuk menanggung kebutuhan hidupnya selama belajar di Undip.

Untuk itu, ia juga mengimbau, agar pihaklain yang konsern terhadap pembangunan SDM anak bangsa juga ikut mendorong upayaini melalui pendampingan. Sebab jika dikalkulasi biaya untuk makan dan minum per orang --dari awal kuliah sampai akhir-- hanya butuh Rp 48juta atau Rp 1 juta per bulan.

"Sebagai gambaran,mahasiswa program bidik misi --yang sekarang ini sudah berjalan-- hanya menerima Rp 600 ribu per bulan dan mereka bisa. Bahkan mereka juga ada yang lulus dengan predikat terbaik (cum laude)," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement