Selasa 03 Oct 2017 11:25 WIB

Tiga Karya ITB Juarai Kompetisi Swiss Innovation Challenge

Rep: ZULI ISTIQOMAH/ Red: Winda Destiana Putri
Tiga Karya ITB Juarai Kompetisi Swiss Innovation Challenge
Foto: Dok: ITB
Tiga Karya ITB Juarai Kompetisi Swiss Innovation Challenge

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tiga karya dari mahasiswa Institut Teknologo Bandung (ITB) berhasil menjuarai kompetisi Swiss Innovation Challenge 2017. Kompetisi ini diselenggarakan atas kerjasama antara SBM-ITB dengan School of Business at University of Applied Sciences and Arts Northwestern Switzerland.

Dalam siaran pers ITB yang diterima Republika, Selasa (3/10), Kepala Sub Direktorat Humas dan Publikasi, Fivien Nur Savitri mengatakan kompetisi ini telah berlangsung sejak awal tahun 2017. Di mana para peserta memperlombakan ide bisnis dan ide inovasi mereka.

Posisi pertama diraih oleh Tesla Daya Elektrika yang mengembangkan sistem proteksi petir bernama I-GSW High Voltage untuk perlindungan pada tower transmisi tegangan tinggi dan I-GSW Medium Voltage untuk perlindungan pada tower distribusi tegangah menengah.

"Konsep yang diaplikasikan pada produk ini merupakan hasil temuan Dr. Ir. Djoko Darwanto (KK Teknik Ketenagalistrikan) yang telah terbukti mampu melindungi tower transmisi dari sambaran petir. Pada tahun 2016, konsep ini telah dikenalkan pada PT PLN sebagai target market utama," kaya Fivien.

Tim ini beranggotakan Gumilang Dewananta, Achmad Arbi, dan M. Fattah Aziiz, dan dalam dua tahun terakhir ini telah mendapatkan bantuan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk pengembangan produk.

"Kompetisinya menarik dan menantang. Selama seleksi, (kami) tidak hanya diminta presentasi, tetapi juga ada pemberian materi dan masukan yg membuat para peserta menjadi lebih matang," kata Fattah Aziiz mengenai keberjalanan Swiss Innovation Challenge Indonesia 2017.

Pada akhir Oktober 2017, Fattah juga akan mewakili Tesla untuk mengikuti rangkaian lanjutan Swiss Innovation Challenge. Inovasi selanjutnya diber nama SVARA, yang diketuai oleh Farid Fadhil Habibi keluar sebagai juara kedua. Karyanya merupakan produk hasil implementasi blockchain pada platform industri musik. Dengan menerapkan blockchain pada aplikasi streaming musik, transparansi untuk kerjasama antara musisi dan penyedia layanan dapat terjamin, dimana masing-masing pihak menyimpan basis data bersama yang identik, dan segala royalti direkam dalam basis data tersebut.

Hingga saat ini, SVARA telah mendapatkan dukungan dari Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) dan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) untuk secara bersama-sama mengembangan industri musik dan industri radio. Juara ketiga ditempati oleh BIOPS Agrotekno yang diketuai oleh MM Malikul Ikram (RH 11), dengan produk Encomotion, sebuah sistem terintegrasi yang dapat digunakan untuk memonitor dan mengontrol kondisi lingkungan pertanian dalam greenhouse.

Visi dari BIOPS Agrotekno adalah 'Membawa era baru pertanian Indonesia' melalui promosi sistem cerdas sehingga masyarakat tertarik untuk mendukung dan ikut dalam kegiatan bertani yang didukung oleh produk teknologi. Saat ini, Encomotion sudah diterapkan pada salah satu greenhouse milik Balai Besar Pelatihan Pertanian (BPPP) Lembang, dan terbukti berhasil meningkatkan produktivitas hingga 40 persen dibandingkan dengan pertanian konvensional.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement