Ahad 10 Sep 2017 15:22 WIB

OKI Siapkan Beasiswa Sains dan Teknologi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri KTT OKI bertema Sains dan Teknologi di Kazakhstan, Ahad (10/9).
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri KTT OKI bertema Sains dan Teknologi di Kazakhstan, Ahad (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Sekretaris Jendral Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Yusuf Al Utsaimin menjelaskan OKI akan membuka kesempatan beasiswa di bidang sains dan teknologi untuk mahasiswa negara anggota. Yusuf mengatakan beasiswa tersebut untuk bisa menumbuhan bakat baru. 

Alasan lainnya, dia menyebutkan, memberikan kesempatan bagi warga negara anggota untuk bisa mendapatkan akses pendidikan yang baik. Yusuf menjelaskan, OKI sampai saat ini setidaknya telah memberikan beasiswa kepada lebih dari dua ribu mahasiswa berprestasi. 

Pada tahun depan hingga realisasi target OIC pada 2025 mendatang, setidaknya akan ada 500 ribu beasiswa yang akan diberikan kepada mahasiswa dari negara anggota. "Kami sangat mendukung kemajuan pendidikan,” ujar Yusuf saat memberikan sambutannya dalam OIC Conference di Independen Palace, Kazakhstan, Ahad (10/9).

Yusuf menjelaskan OKI akan tetap memberikan beasiswa terhadap mahasiswa pilihan dan berprestasi untuk bisa mengakses pendidikan. “Sedangkan, kami dari Arab Saudi sendiri juga membuka kesempatan seluas luasnya untuk kesempatan beasiswa ini," kata dia. 

Pria asal Arab Saudi ini menerangkan perkembangan sains dan teknologi harus bisa dilakukan dengan masif. Ia mengatakan kemajuan sains dan teknologi menandakan bahwa seuatu zaman bergerak dan berkembang. 

Yusuf mengatakan perlu ada keseriusan dari negara anggota untuk bisa melakuan adopsi kemajuan teknologi yang dibahas pada pertemuan kali ini. Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja sama Islam (KTT OKI) pertama tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di The Palace of Independence di Astana, Kazakhstan, hari ini. 

Dia juga berharap bahwa kerjasama ynag terjadi antara negara negara anggota OKI bisa lebih baik dari tahun ke tahun sehingga islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin bisa berkembang pesat dan memberikan banyak pengaruh bagi seluruh umat.

Perhelatan KTT OKI yang pertama tentang Iptek tersebut yang diselenggarakan selama dua hari, 10-11 September 2017 itu akan menghasilkan Deklarasi Astana. Pada pertemuan itu, Indonesia diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. 

Pertemuan tersebut dibuka oleh Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev dan dihadiri 12 kepala negara anggota OKI. Di antaranya, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, Presiden Bangladesh Abdul Hamid, Presiden Guinea Alpha Conde, Presiden Republik Islam Pakistan Mamnoon Hussain serta Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement