REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertepatan dengan Hari Belajar di Luar Kelas setiap 7 September, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendukung kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di luar kelas sepanjang hari ini, Kamis (7/9). Kegiatan yang dilakukan misalnya, sarapan bersama dengan makanan olahan yang sehat.
Bukan hanya sarapan bersama dengan makanan olahan yang sehat, ada juga gerakan peduli lingkungan, dan bermain bersama dalam permainan tradisional. Dalam permainan tradisional, anak-anak harus lebih mengutamakan permainan kelompok daripada sendiri.
"KPAI dukung kegiatan-kegiatan belajar di luar kelas itu," ujar Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/9).
Pembelajaran di luar kelas ini, dikatakan Sitti, akan meningkatkan kesehatan anak, karena melibatkan anak dalam pembelajaran serta mendorong keterikatan anak dengan alam. Bermain, lanjut dia, bukan hanya mengajarkan keterampilan penting dalam kehidupan, seperti daya tahan, kerja sama, dan kreativitas, tetapi juga merupakan hal yang pokok bagi anak untuk menikmati masa kecil mereka.
Menurut Siti, dengan maraknya permasalahan kekerasan yang terjadi pada siswa di sekolah, maka salah satu upaya menurunkan tingkat stresor pada anak atau siswa adalah dengan mengefektifkan kembali keceriaan mereka melalui kegiatan yang di luar rutinitas. "Ini upaya turunkan tingkat stres anak," jelas dia
Sebanyak 20 negara mendukung dilakukannya kegiatan pembelajaran di luar kelas ini. Di Indonesia sendiri dengan dikoordinir oleh LSM Kerlip bekerja sama dengan Kemendikbud, Kemenag dan KPPA, telah terdaftar 2.168 sekolah/Madrasah/PAUD/SLB dari 18 Provinsi, dengan melibatkan siswa sebanyak 341.772 siswa.
Yang dimaksudkan hari belajar di Luar Kelas adalah hari untuk merayakan serta menginspirasi bermain dan pembelajaran di luar kelas dengan memprioritaskan waktu bermain sambil belajar anak.
Rahma Sulistya
Ikuti Whatsapp Channel Republika
