Kamis 24 Aug 2017 21:30 WIB

Forum Akademisi Indonesia Gelar Seminar Investasi

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memberikan keynote speech pada Seminar Nasional Kebangsaan yang diigelar oleh Forum Akademisi Indonesia (FAI), Sabtu (20/5).
Foto: Dok BSI
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memberikan keynote speech pada Seminar Nasional Kebangsaan yang diigelar oleh Forum Akademisi Indonesia (FAI), Sabtu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Forum Akademisi Indonesia (FAI) adalah organisasi yang anggota dan pengurusnya terdiri dari  akademisi dan ilmuwan yang ada di Indonesia. FAI berdiri sejak 23 Mei 2015.

Memang dari sisi usia, FAI  masih relatif muda, baru dua tahun. Tapi kontribusi keilmuan dan masukan positif FAI untuk pemerintah dan masyarakat pada umumnya sudah terlihat. Di samping ketokohan para pengurusnya. Termasuk di dalamnya Abdullah Hehamahuwa (mantan Penasehat KPK) dan Ichsanuddin Noorsy (pengamat ekonomi).

“FAI memang muncul atau terbentuk dari para tokoh akademisi untuk menyumbang atau memberikan saran secara akademik untuk memperbaiki kondisi kerakyatan, sosial ekonomi ataupun kebangsaan,” kata Pembina FAI Naba Aji Notoseputro kepada Republika.co.id, Rabu (23/8).

Ia mengemukakan, setiap hari-hari bersejarah tingkat nasional, FAI selalu mengadakan seminar, talkshow ataupun workshop terkait isu-isu atau masalah nasional.

Pada Mei 2017, FAI menggelar seminar bertema “Pendidikan sebagai pilar kekuatan bangsa.” Seminar tersebut menampilkan keynote speaker Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Pada 28 Oktober 2017, dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda, FAI akan menggelarpeluncuran buku yang ditulis oleh Penasehat KPK Dr Abdullah Hehamahuwa dengan judul “Jihad Melawan Korupsi”.

Kegiatan kedua adalah seminar tentang investasi masa depan melalui reksadana. “Melalui seminar ini, FAI ingin mengedukasi masyarakat  agar tidak melakukan korupsi, melainkan investasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan investasi masa depan. Ada masalah (kesejahteraan), ada solusi (melalui investasi reksadana),” tutur Naba.

Seminar tersebut, kata Naba,  sangat penting. Sebab, di Indonesia saat ini korupsi makin merajalela. “Hal itu  disebabkan berbagai macam hal dan kepentingan segelintir orang,” ujarnya.

Di sisi lain, pasar modal dan saham tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia. Saat ini jumlah penduduk Indonesia  250 juta jiwa, namun yang memiliki rekening berbasis saham hanya 800 ribu orang atau tidak sampai 1 juta orang.

“Artinya, masyarakat Indonesia masih sangat sedikit yang paham dunia investasi. FAI mengedukasi masyarakat untuk aktif berinvestasi,” papar Naba Aji Notoseputro yang juga Direktur Bina Sarana Informatika (BSI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement