Jumat 18 Aug 2017 06:33 WIB

Bahaya Kanker Intai Wanita dengan Berat Badan Normal

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Indira Rezkisari
Makanan cepat saji
Foto: pixabay
Makanan cepat saji

REPUBLIKA.CO.ID, ARIZONA -- Sejumlah penelitian menyebutkan, ada peningkatan risiko penyakit kanker terhadap orang yang mengonsumsi makanan cepat saji, seperti burger atau piza, secara rutin. Peningkatan risiko kanker ini terkait dengan kelebihan berat badan akibat konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan.

Namun, berdasarkan penelitian terbaru yang dimuat di Jurnal Akademi Nutrisi dan Dietetics, menyebutkan, meski memiliki tubuh ramping atau berat badan yang normal, tapi ada peningkatan risiko 10 persen terkena penyakit kanker bagi perempuan yang mengonsumsi makanan cepat saji secara rutin. Penelitian ini melibatkan sekitar 90 ribu perempuan yang telah memasuki usia menopause. Peneliti melakukan studi terhadap pola diet dan diagnosis kanker dari para perempuan tersebut.

Menurut pimpinan tim peneliti, Profesor Cynthia Thomson, selama ini ada anggapan yang salah tentang peningkatan risiko penyakit kanker dengan obesitas. Sebenarnya, bukan hanya orang dengan obesitas yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit kanker, apabila mengonsumsi makanan cepat saji secara rutin. ''Temuan kami menunjukan, manajemen berat badan saja tidak cukup untuk melindungi kita dari kanker,'' tutur Cynthia seperti dikutip dari Mirror.

Cynthia menuturkan, penelitian ini memang fokus pada pola diet makanan dengan tingkat kepadatan kalori yang tinggi (DED), seperti biskuit dan kembang gula. Secara sederhana, DED adalah ukuran kualitas makanan dan hubungan jumlah kalori dengan nutrisi di dalam makanan. Semakin tinggi tingkat kalori dalam sebuah makanan, maka tingkat DED akan semakin tinggi.

Sementara makanan-makanan utuh, seperti sayuran dan kacang-kacangan, memiliki tingkat DED yang rendah, karena mengandung kalori rendah dan kaya nutrisi. Studi menunjukan, perempuan yang memiliki pola diet yang lebih tinggi dari tingkat DED, memiliki risiko terkena penyakit kanker sebesar 10 persen. Termasuk dengan perempuan yang memiliki berat badan normal.

Ancaman penyakit kanker ini bisa timbul di berbagai organ tubuh, seperti payudara, liver, ginjal, tiroid, tenggorokan, dan rahim. ''Di antara perempuan dengan berat badan normal, tingkat DED yang tinggi bisa berkontribusi dalam timbulnya penyakit kanker, yang selama ini dianggap dipicu oleh obesitas,'' ujar Cynthia, yang juga pengajar di Universitas Arizona tersebut.

Lebih lanjut, Cynthia menuturkan, DED adalah faktor yang sebenarnya bisa diubah dalam risiko penyakit kanker. Bahkan, sekitar 30 persen kemunculan penyakit kanker bisa dicegah dengan perubahan pola diet. ''Dengan intervensi kandungan nutrisi untuk menurunkan tingkat kalori bisa mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit kanker, di antara perempuan yang sudah memasuki masa menopause,'' kata Cynthia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement