Sabtu 19 Aug 2017 02:02 WIB
HUT Bung Hatta

Lika-liku Perjuangan Hidup Bung Hatta

Mohammad Hatta
Foto: istimewa
Tiga bapak bangsa Syahrir, Sukarno, Moh Hatta.

Di Batavia, Hatta ditanggung Ayub Rais, seorang saudagar mapan kala itu yang juga sahabat kakek Hatta. Dari pria asal Payakumbuh tersebut, Hatta belajar banyak soal perdagangan. Namun, yang tak kalah penting, Ayub Rais yang dipanggil Hatta dengan panggilan akrab Mak Etek juga menghadiahinya tiga buku perihal sosial dan perekonomian.

Salah satu buku tersebut, De socialisten. Personen en stelsels (1877-1897) karya Hendrick Peter Godfried Quack, sejarawan dan ekonom Belanda. Buku itu mengupas tokoh-tokoh sosialis Eropa dan pemikiran-pemikiran mereka.

Di Batavia, Hatta juga menyadari pembagian kelas ekonomi yang terbagi dalam golongan kolonial Eropa di pucuk, pengusaha Cina-Arab-India di tengah, dan kebanyakan bumiputra di lapisan paling bawah. Pemahaman ini nantinya membentuk ketidaksukaan Hatta terhadap middle man yang dinilainya membatasi akses ekonomi masyarakat kebanyakan.

Sergius Sutanto dalam novel biografisnya Hatta: Karena Sejarah Aku Datang (2014), mengisahkan saat di Batavia Hatta juga kian mengenal perjuangan kemerdekaan National Indische Partij yang kala itu telah dibubarkan Pemerintah Hindia Belanda. Namun, pemikiran ekonominya berhutang banyak pada sebuah kunjungan yang ia lakukan bersama rekan-rekan sekolahnya pada Februari 1920 ke kediaman H Agus Salim, seorang petinggi Syarikat Islam. Terkenal piawai dalam berbicara, Agus Salim mencekoki kepala Hatta soal kaitan kapitalisme dan praktik kolonialisme Belanda

 

Meski memercayai sosialisme yang diwacanakan Karl Marx sebagai jalan menghadirkan keadilan, Agus Salim tak sepakat dengan materialisme Marxis yang mengarah pada ateisme. Menurut Agus Salim dalam kutipan yang kerap diulang Hatta, “Islam adalah sosialisme yang diperintahkan Allah. Sementara ajaran Marx lain coraknya, bahkan bisa menyesatkan orang Islam. Meski begitu, apa yang ditujunya sudah dua belas abad lebih dahulu tertanam dalam Islam.”

Perjumpaan itu juga diimbuhi pesan Agus Salim agar mewaspadai gerakan komunisme yang kala itu berpotensi mengoyak-ngoyak Syarikat Islam. Di ujung pertemuan, Hatta berjanji pada dirinya sendiri akan menyelami dasar-dasar sosialisme, yakni perjuangan kesetaraan masyarakat dan sistem ekonomi yang melayani kepentingan masyarakat banyak, dalam ajaran Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement