Jumat 18 Aug 2017 05:11 WIB
HUT Bung Hatta

Hatta, Koperasi, dan Kisah Pedagang Terjerat Rentenir

Mohammad Hatta dan Rahmi menikah di Megamendung, Bogor, pada 18 November 1945.
Foto:
Ilustrasi Rentenir

Ketua Koperasi Cahaya Hati di Pasar Atas, Jefrianto, mengungkapkan, betapa koperasi bisa mengangkat taraf ekonomi pedagang. Ia mengaku bahwa pembentukan koperasi yang ia pimpin bermula dari kekhawatiran para pedagang di Pasar Atas terhadap rentenir. Bahkan, ia mengaku ada anekdot di kalangan pedagang, 'buka toko langsung terpikir wajah rentenir yang bakal datang hari itu'.

"Saya pribadi sempat pakai jasa empat rentenir. Setiap buka toko, saya bayangkan wajah para rentenir. Bukannya berdoa agar dagangan laris, malah mikirin rentenir," kata Jefri.

Pemikiran dan "ketakutan" terhadap rentenir tersebut menggerakkan 25 orang pedagang Pasar Atas untuk membentuk koperasi pada 2011 lalu. Namun, usahanya tak bisa berjalan sendiri. Pemerintah Kota Bukittinggi akhirnya mengulurkan bantuannya untuk memberikan pelatihan kepada pedagang pasar tentang pembukuan keuangan sederhana. Hal ini dimaksudkan agar para anggota koperasi memahami prinsip-prinsip akuntansi.

Seiring berjalannya waktu, jumlah anggota Koperasi Cahaya Hati bisa tembus puluhan orang dengan nilai aset menyentuh Rp 1,8 miliar di 2016 lalu. "Meski begitu, kami masih malu. Kenapa? Bapak Koperasi Bung Hatta kan lahir di sini. Mengapa koperasi di Bukittinggi masih kalah besar dengan di Jawa?" ujar Jefri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement