Selasa 08 Aug 2017 21:48 WIB

Pemerintah Inggris Buka Pendaftaran Beasiswa Chevening

Petugas membantu warga terkait informasi beasiswa luar negeri. (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas membantu warga terkait informasi beasiswa luar negeri. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendaftaran beasiswa Chevening untuk pendidikan pascasarjana di universitas-universitas Inggris kembali dibuka untuk tahun ajaran 2018/2019.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Moazzam Malik mengatakan skema beasiswa Chevening merupakan upaya pemerintah Inggris membantu Indonesia mencapai potensinya sebagai 10 negara ekonomi terbesar dunia dalam satu dekade ke depan melalui investasi terhadap sumber daya manusia. "Lewat program Chevening kami memilih anak muda berbakat dari Indonesia untuk mendapat akses ke universitas-universitas terbaik dunia yang ada di Inggris," kata Moazzam dalam peluncuran program beasiswa Chevening tahun ajaran 2018/2019 di Jakarta, Selasa (8/8).

Skema beasiswa yang masa pendaftarannya akan dibuka hingga 7 November 2017 ini tidak memberikan prioritas berdasarkan bidang studi tertentu, profesi, gender, maupun letak geografis. "Syarat bagi pendaftar hanya nilai S1 yang tinggi, pengalaman kerja luar biasa, dan potensi mereka untuk mendukung kepemimpinan masa depan Indonesia," tutur Moazzam.

Kedutaan Besar Inggris di Indonesia akan berupaya mempromosikan beasiswa Chevening melalui berbagai universitas di Tanah Air, untuk memastikan semua anak muda Indonesia memiliki kesempatan untuk mendaftarkan diri. Lewat beasiswa Chevening, warga Indonesia tidak hanya mendapat kesempatan memperluas wawasan akademik dan mengembangkan karir, tetapi juga menjadi bagian masyarakat global bersama dengan 48 ribu alumni Chevening dari berbagai belahan dunia.

Pada 2017, pemerintah Inggris memberikan beasiswa pascasarjana kepada 73 warga Indonesia dan Timor Leste dari total 4.000 pendaftar beasiswa Chevening. Angka ini diharapkan akan bertambah dalam tahun-tahun ke depan seiring dengan kerja sama yang berusaha dibangun oleh pemerintah Inggris dengan beberapa sponsor seperti University of Warwick dan Coventry University. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement