Selasa 01 Aug 2017 05:38 WIB

Kenali Gejala Gagal Ginjal Kronik pada Anak

Rep: Fuji EP/ Red: Hazliansyah .
ilustrasi pasien gagal ginjal
Foto: Antrara/Destyan Sujarwoko
ilustrasi pasien gagal ginjal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gagal ginjal biasanya disebut dengan silent disease karena gejala awalnya sulit diketahui. Gagal ginjal adalah kondisi yang berlangsung di sepanjang hidup dan tidak bisa disembuhkan. Namun, beberapa tipe dari gagal ginjal dapat dilakukan perawatan, terutama jika diketahui lebih awal gejalanya. Oleh karena itu penting agar gejala awal dan faktor risiko gagal ginjal dikenali.

Berdasarkan laporan dari National Institute of Diebetes and Digestive and Kidney Disease from US Department of Health and Human Services pada Maret 2014. Penyebab gagal ginjal pada anak usia dibawah empat tahun terjadi karena adanya kelainan ginjal. Bisa juga karena adanya riwayat keturunan gagal ginjal. Sedangkan pada anak usia 5-14 tahun, gagal ginjal biasanya disebabkan oleh penyakit keturunan seperti sindrom nefrotik dan penyakit sistemik. 

Berbicara mengenai Gagal Ginjal Kronik (GGK), Spesialis Nefrologi Pediatrik di rumah sakit rujukan nasional, Dr. Cahyani Gita Ambarsari menerangkan beberapa gejala gagal ginjal pada anak. "Gejalanya, tangan dan kaki dan area sekitar mata membengkak, tidak nafsu makan, frekuensi buang air kecil yang menurun atau bahkan meningkat," kata Dr. Gita melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (31/7).

Ia menerangkan, gejala GGK lainnya, terjadi perubahan warna urin menjadi kemerahan dalam waktu lama. Hal ini mengindikasikan adanya darah. Selain itu, biasanya urin juga akan berbusa karena adanya protein, pusing karena tekanan darah yang tinggi, flu, mual, muntah, lesu, kelelahan dan tidak nafsu makan.

Akibat gejala GGK juga, lanjut Gita, pertumbuhan cenderung lambat dibanding anak seusia lainnya, kesulitan berkonsentrasi dan prestasi yang buruk di sekolah. Apabila anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua harus segera membawa anaknya ke dokter spesialis nefrologi anak. Supaya anaknya mendapatkan perawatan yang sesuai.

"Di Indonesia, angka penderita GGK terus meningkat. Berdasarkan riset dari UNICEF pada World Children Report 2012, Indonesia menempati posisi pertama di ASEAN yang memiliki jumlah anak obesitas tertinggi, yaitu sebesar 12,2 persen," ujarnya.

Ia menjelaskan, banyaknya anak obesitas di Indonesia berpotensi untuk meningkatkan angka penderita gagal ginjal pada anak. GGK adalah penyakit yang bersifat progresif dan terbagi menjadi lima tahap. Tahap pertama, yang paling ringan, sedangkan tahap kelima biasa disebut End Stage Renal Disease (ESRD). ESRD adalah tahap yang paling akut. Pasien ESRD wajib menjalankan cuci darah agar tubuh tetap seimbang.

Tapi, terdapat metode perawatan bagi pasien gagal ginjal, hemodialisis (HD), peritoneal dialisis (PD) dan transplantasi ginjal. HD dan PD adalah opsi untuk terapi cuci darah selama menunggu waktu untuk dapat melakukan transplantasi ginjal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement