Senin 31 Jul 2017 10:16 WIB

Duel Marquez-Vinales pada Paruh Kedua Musim Balap 2017

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andri Saubani
Marc Marquez (kiri) dan Maverick Vinales saat balapan di GP Jerman, Sirkut Sachsenring, 1 Juli lalu.
Foto: EPA/Filip Singer
Marc Marquez (kiri) dan Maverick Vinales saat balapan di GP Jerman, Sirkut Sachsenring, 1 Juli lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat pembalap memimpin kejuaraan berbeda di paruh pertama MotoGP tahun ini. Meski demikian, judulnya dari pekan ke pekan tetap sama, duel pribadi antara juara dunia lima kali, Marc Marquez dengan Maverick Vinales.

Ajang balap motor elite ini segera memasuki paruh kedua. Penonton akan melihat siapa yang menggunakan liburan musim panasnya dengan baik untuk mempersiapkan diri menjadi juara dunia. Tahun 2017 masa-masa cukup membingungkan bagi para teknisi MotoGP. Mereka terjebak dalam teka-teki perangkat elektronik dan kondisi ban yang kadang sulit ditebak. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana Michellin bekerja, sasis dan rute seperti apa yang cocok untuk ban ini. D

ilihat dari sudut pandang teknis, tidak banyak hal bisa dilakukan. Tim dan pembalap harus puas dengan mesin yang mereka miliki.

Sejauh ini kita melihat ada empat pembalap berbeda berdiri di podium pertama sembilan dari 19 balapan. Mereka adalah Vinales, Marquez, Valentino Rossi, dan Andrea Dovizioso. Marquez dan Vinales selalu disorot dan disebut dua pembalap paling menarik.

Repsol Honda bukan tim main-main. Selain Marquez, tim ini memiliki pengendara RC213V lain yang tak kalah hebatnya dalam berstrategi, yaitu Dani Pedrosa, Cal Crutchlow, Jack Miller, dan Tito Rabat.

Marquez berhasil mengumpulkan poin terbanyak dibanding rekan-rekan satu timnya, meski performanya terbilang mundur. Sebelum musim tahun ini dimulai, publik sudah menggarisbawahi bahwa 2017 adalah duel pribadi antara Marquez dan Vinales. Poin yang dikumpulkan dua serdadu Spanyol ini terpaut tipis, yaitu 129 untuk Marquez dan 124 untuk Vinales.

Rekam jejak dua pembalap muda ini cukup panjang sebelum mereka membintangi dunia balap seribu cc. Marquez dan Vinales dulunya remaja yang sama-sama dibesarkan di Katalonia. Keduanya sering menunggangi mini bike, mencoba dirt-track, kemudian mengaspal di lintasan MotoGP.

Marquez dua tahun lebih tua dari Vinales. Kemenangan Vinales beberapa kali sejak pembuka musim tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Marquez. Jalan emas yang dirintisnya menjadi juara dunia kian menyempit sejak kehadiran Vinales. Seorang Catalan muda berusia yang lebih junior dua tahun membayangi langkahnya sejak masih di Suzuki 2016.

Bersama Yamaha, Vinales bertarung head to head dengan Baby Alien andalan Repsol Honda. Final kejuaraan dunia masih jauh, sementara dia sudah tejatuh dua kali, di Texas dan Assen.

Di Belanda, Vinales mengaku sudah melaju di lintasan tersebut ratusan kali, namun tak pernah tahu penyebab jatuhnya kali itu. Penjelasan terbaik dari semua ini adalah tekanan pada rem terlampau kuat. Anak muda ini pun tersenyum kecut dan mengatakan dia harus berlatih kembali dan mengumpulkan kekuatan menguasai balapan.

Persaingan Marquez dan Vinales kembali terjadi di Jerman, sebelum liburan musim panas. Keduanya bersentuhan di lintasan saat babak kualifikasi. Dua pembalap yang pada dasarnya mempunya jalur balap masing-masing tiba-tiba bisa bersinggungan.

Catatan dan kurva balap menunjukkan Marquez sedikit melambat. Marquez melaju perlahan mendekati Marquez, direspons Vinales dengan sedikit menjauh.

Marquez beralasan dia ingin menjaga ritme dan kondisi ban tetap dingin, sehingga jalur balapnya sedikit ke dalam. Marquez sempat meminta maaf, namun Vinales terlanjur panas dan mengeluh. "Dia merencanakannya. Saya akan mengingat kejadian ini dan ketika saatnya tiba saya akan membalasnya. Jika Marquez ingin mengganggu saya, saya pasti melawan," kata Vinales, dilansir dari Speedweek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement