Selasa 31 Jul 2018 23:38 WIB

BPPT Siapkan Laboratorium Uji Mobil Listrik

Laboratorium yang disiapkan terkait pengujian kendaraan listrik dan baterai.

Mobil listrik di charge (ilustrasi)
Mobil listrik di charge (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TAB BPPT) Eniya L Dewi mengatakan, pihaknya akan melengkapi laboratorium untuk pengujian mobil listrik.

"Kita siapkan laboratorium pengujian kendaraan listrik dan baterainya. Fasilitas di (Puspiptek) Serpong akan disiapkan untuk mobil juga nantinya, karena sekarang cuma untuk motor listrik," kata Eniya dalam seminar dan eksibisi mobil listrik teknologi transportasi masa depan di BPPT, Jakarta, Selasa (31/7).

Ia juga mengatakan bahwa BPPT akan mengambil peran dalam pengembangan mobil listrik nasional dengan fokus mengembangkan pengisi daya (charger) baterai untuk mobil dan motor listrik, yang dapat digunakan di Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).

Tantangan dalam pengembangan pengisi daya mobil listrik, menurut dia, waktu pengisian yang masih lama. Teknologi quick recharge diupayakan untuk dikembangkan sehingga mampu mempersingkat waktu pengisian bahkan hanya dalam waktu 30 menit.

Sedangkan untuk SPLU, Eniya mengatakan pihaknya akan melakukan perekayasaan dua model stasiun pengisian daya untuk kendaraan listrik di mana yang pertama akan dikembangkan di Puspiptek Serpong dengan listrik yang langsung berasal dari sel surya, sementara stasiun lainnya akan dibuat di Gedung BPPT di Jalan M H Thamrin dengan sistem quick charging dan sumber listrik dari PT PLN Persero namun dikombinasikan juga dengan sel surya.

"Oktober nanti kita akan luncurkan stasiun pengisian daya untuk mobil listrik ini di Serpong, bertepatan dengan Hari Listrik Nasional," ujar dia.

Sebelumnya ia mengatakan mobil listrik memiliki ketergantungan pada daya tahan baterai. Supaya mobil dapat menempuh perjalanan jauh, maka baterai itu harus mampu menyimpan energi dalam kapasitas besar.

Eniya mengatakan model plug-in mengisi daya baterai mobil harus disediakan cukup besar. Paling kecil antara 30-50 kilowatt (kW). Dari sisi baterai diperlukan yang mampu menyimpan daya listrik berkapasitas besar dan bisa diisi ulang dalam waktu singkat (quick charge).

"Mobil listrik produksi Mitsubishi, Toyota, Nissan, BMW, dan Mercedes-Benz masih membutuhkan 14 jam untuk mengisi baterai jika tidak disediakan sumber listrik dengan kerapatan arus tinggi. Untuk itu, ketersediaan sumber listrik di tempat umum, sangat penting," ujar dia.

Lebih lanjut untuk memuluskan perjalanan mobil listrik, Eniya memberi rekomendasi agar infrastruktur pendukung seperti tempat untuk pengisian baterai, perlu menjadi perhatian.

"Selain teknologi baterai yang andal tadi, perlu juga diperhatikan adanya  infrastruktur penyedia listrik. Istilahnya seperti pom bensin atau SPBU untuk moda transportasi listrik," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement