Senin 05 Mar 2018 05:24 WIB

Toyota Kembangkan Mobil Otonom Produksi Sendiri

Toyota akan bekerja sama dengan dua supplier untuk mengembangkan mobil otonom

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Hazliansyah
Mobil Otonom. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Mobil Otonom. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perusahaan raksasa asal Jepang, Toyota, memastikan akan bekerja sama dengan dua supplier untuk mengembangkan mobil otonom. Toyota dan mitranya siap investasi ke perusahaan baru yang diberi nama Toyota Research Institute-Advanced Development (TRI-AD). Perusahaan ini didedikasikan secara khusus untuk penelitian dan pengembangan mobil tanpa sopir.

Dilansir dari Ubergizmo, Senin (5/3), besaran investasi yang ditanamkan Toyota ke TRI-AD mencapai 2,8 miliar dolar AS. Sekitar 1.000 karyawan juga akan direkrut guna mengembangkan perangkat lunak secara efektif.

"Misi perusahaan ini adalah mempercepat pengembangan perangkat lunak dengan jalan yang lebih efektif," ujar CEO TRI-AD, James Kuffner.

Toyota tidaklah asing dengan teknologi otonomos. TRI-AD akan menjadi cabang dari Toyota Research Institute (TRI) yang didirikan di Amerika Utara pada 2015 dengan modal 41 miliar dolar AS. Toyota telah menggunakan TRI untuk mengeksplorasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dengan fokus pada kendaraan otonom dan robotika.

Sejak saat itu, TRI telah mengerjakan dua jalur teknologi otonom, yakni untuk kendaraan otonom dan sistem bantuan pendamping. Teknologi ini telah ditunjukkan pada Lexus LS 600hL pada awal tahun ini.

Berbasis di Tokyo, TRI-AD bertujuan menciptakan perangkat lunak berkualitas yang terintegrasi untuk mengemudi secara otonom.

"Nantinya, perangkat ini akan dihubungkan dengan apa yang telah dikembangkan TRI. Tujuan akhrinya, menciptakan kendaraan yang benar-benar otonom dengan semuanya dibuat sendiri," ujar Kuffner.

Pendekatan yang dilakukan Toyota terbilang unik. Banyak produsen mobil bersaing menciptakan kendaraan otonom dengan merekrut startup untuk membantu membuat teknologi. Di antaranya, Ford yang menciptakan mobil otonom setelah menginvestasikan 1 miliar dolar AS ke start up bernama Argo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement