Kamis 30 Nov 2017 20:46 WIB

Infiniti QX50 Janjikan Efisiensi Bahan Bakar

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri
Nissan Infiniti QX50
Foto: Carscoops
Nissan Infiniti QX50

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Nissan masih belum mengendurkan produksi mobil berbahan bakar bensin. Dengan mengirimkan jagoannya, kendaraan sport Infiniti QX50 dalam pameran mobil di Los Angeles, Amerika Serikat pekan depan.

Shinichi Kiga, kepala kelompok proyek mesin bensin Nissan mengatakan, produsen mobil Jepang tersebut bertekad untuk terus memperbaiki teknologi pembakaran dalam negeri, untuk memperpanjang kegunaannya selama beberapa dekade yang akan datang. Infiniti QX50 baru yang akan diresmikan di Los Angeles pada 28 November itu, akan menyoroti salah satu teknologi yang akan digunakan. 

Teknologi itu adalah mesin VC-Turbo, untuk merespons kondisi berkendara mobil dan terus beradaptasi. ''Kinerja saat Anda membutuhkannya, efisiensi tertinggi saat Anda tidak membutuhkannya,'' jelas Nissan, dikutip dari Dailymail.

Mesin bermodel baru yang dinamai VC-Turbo, menggunakan perangkat elektronik dan perangkat lunak baru untuk terus memilih rasio kompresi optimal untuk pembakaran, sampai sekarang menjadi faktor kunci dalam trade-off antara kekuatan dan efisiensi pada mesin berbahan bakar bensin. 

Mesin turbo berkapasitas 2 liter empat silinder, VC-Turbo menghemat rata-rata 30 sampai 35 bahan bakar. Lebih baik daripada mesin V6 3,5 liter yang lebih besar, yang menggantikannya dengan kekuatan dan torsi yang sebanding. Nissan mengatakan, mesin baru ini cocok dengan mesin diesel dengan torsi (jumlah dorong yang membantu menentukan akselerasi mobil). 

QX50 akan menjadi penggunaan pertama pertama dari sistem rasio kompresi variabel. Mesinnya memiliki efisiensi termal maksimal sekitar 40 persen, sebanyak dua kali tingkat mesin bensin saat ini di industri otomotif, yang rata-rata sekitar 20 sampai 30 persen. 

Efisiensi termal mengacu pada kekuatan mesin yang dihasilkan dari unit bahan bakar. Nissan / Infiniti VC Turbo mengilustrasikan tantangan bagi pembuat kebijakan yang ingin melihat akhir dari dominasi mesin pembakaran internal. Sementara biaya baterai untuk kendaraan listrik turun, perbaikan efisiensi mesin pembakaran internal bisa mendorong saat kendaraan listrik mencapai paritas biaya tanpa subsidi pemerintah.

''Memajukan teknologi mesin pembakaran internal adalah salah satu tren yang paling diabaikan di industri ini,'' ucap James Chao, kepala konsultan Asia Pasifik, IHS Markit Automotive. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement