Kamis 20 Jul 2017 12:35 WIB

Kemendikbud Gandeng Seniman Perkuat Kegiatan Sekolah

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Qommarria Rostanti
Sejumlah seniman menampilkan parade Baleganjur dalam rangkaian peringatan serangan umum Kota Denpasar ke-71 di Lapangan Puputan Badung, Rabu (17/5). Parade yang digelar selama dua hari tersebut diikuti 20 kelompok/karang taranuna di Kota Denpasar untuk  memberikan ruang kreativitas kepada seniman muda sekaligus menarik wisatawan datang ke Pulau Dewata.
Foto: Wira Suryantala/Antara
Sejumlah seniman menampilkan parade Baleganjur dalam rangkaian peringatan serangan umum Kota Denpasar ke-71 di Lapangan Puputan Badung, Rabu (17/5). Parade yang digelar selama dua hari tersebut diikuti 20 kelompok/karang taranuna di Kota Denpasar untuk memberikan ruang kreativitas kepada seniman muda sekaligus menarik wisatawan datang ke Pulau Dewata.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar lokakarya Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). Kegiatan tersebut diyakini mampu memberikan peluang pada seniman masuk sekolah untuk melatih seni budaya.

"Ini tahun kedua membawa seniman masuk sekolah. Meletakkan kembali seni di sekolah," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, dalam pembukaan lokakarya GSMS di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (19/7) malam.

Tahun lalu, kegiatan ini diikuti oleh 280 sekolah di tujuh provinsi. Seniman dan budayawan lokal diundang masuk ke sekolah selama sembilan hari. Pemerintah menambah volume dan skala pelaksanaannya pada 2017 menjadi 1.320 sekolah di 26 provinsi diantaranya Aceh, Sumatra Utara, Kepulauan Riau, Sumatra Barat, Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Pelaksanaannya pun berubah menjadi 32 kali selama empat bulan.

Hilmar mengajak dinas pendidikan kabupaten/kota membuat GSMS menjadi lebih masif. Pasalnya kegiatan GSMS tidak akan lepas dari kerja sama antara dinas pendidikan dan kepala sekolah. Pemerintah, kata dia, ingin menyasar ekstrakulikuler yang belum tercakup di sekolah. GSMS mengajak seniman bertujuan memperkuat kegiatan di sekolah. "Tingkatkan kapasitas penyelenggara pendidikan di bidang kesenian, dukung gerakan ini lebih masif," ujar Hilmar.

Hilmar mengatakan GSMS bisa menjadi penyaring budaya asing yang kian mengikis moral generasi muda dengan memicu dan memacu kapasitas seni budaya. Seniman dan budayawan yang terlibat dalam GSMS akan ditentukan oleh dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, balai pelestarian nilai budaya, dewan kesenian, dan taman budaya setempat. Lokakarya akan memberikan petunjuk teknis, penjelasan model, teknis pembelajaran pelaksanaan GSMS pada pemerintah daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement