Senin 17 Jul 2017 13:45 WIB

SMPN 1 Surakarta Miliki Kelas Khusus Olahraga

Rep: Andrian Saputra/ Red: Hazliansyah .
Wali Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo tengah melayani warga yang membeli cabai di Pasar Murah yang digelar TPID Kota Solo pada Kamis (23/2).
Foto: Republika/Adrian Saputra
Wali Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo tengah melayani warga yang membeli cabai di Pasar Murah yang digelar TPID Kota Solo pada Kamis (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- SMP Negeri 1 Surakarta kini mempunyai kelas baru yang diperuntukan khusus bagi siswa-siswi yang ingin menekuni olahraga. Kelas khusus olahraga ini resmi dimulai dalam tahun ajaran 2017-2018, Senin (17/7).

“Kita ingin Solo kembali melahirkan atlet-atlet yang berkualitas, tapi tetap tidak melupakan pendidikan umumnya,” tutur Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo usai meresmikan kelas olahraga sekaligus menyambut kehadiran siswa baru di SMPN 1 Surakarta, Senin (17/7).

Pada tahun ajaran baru ini, SMPN 1 Surakarta menerima 320 siswa baru. Namun hanya 64 siswa yang lolos menjadi siswa di kelas Olahraga. Berbeda dengan kelas reguler, siswa kelas olahraga selain mendapat pendidikan formal juga mendapat jam tambahan yakni pada pagi dan sore, untuk berlatih sesuai cabang olahraga yang diikuti.

Siswa juga mendapatkan uang saku sebesar Rp 500 ribu per bulan, fasilitas latihan sesuai cabang olahraga (cabor), serta fasilitas kesehatan.

Dari 64 siswa kelas olahraga tersebut terbagi menjadi dua kelas, dimanas masing-masing kelas terdapat 32 siswa. Cabor yang terdapat di kelas olahraga SMPN 1 Surakarta seperti atletik, bulu tangkis, Bola voli, tenis meja, sepakbola, panahan, silat, hanggar, karate, taekwondo hingga judo.

Siswa yang masuk kelas olahraga tersebut mendapat bimbingan langsung dari pelatih profesional sesuai bidangnya masing-masing.

Rudyatmo meminta siswa yang telah lolos kelas olahraga agar bersungguh-sungguh dalam belajar dan berlatih. Dia pun menegaskan bagi siswa kelas khusus yang tidak berprilaku baik dan mendapat catatan nilai merah dari pelatih bisa terancam degradasi kembali ke kelas reguler.

Sebaliknya, kata dia, sekolah terutamma pelatih diharapkan jeli untuk melihat bakat siswa lainnya pada bidang olahraga di kelas reguler sehingga bisa menjadi siswa kelas khusus nantinya.

“Jadi mesti sungguh-sungguh, karena bisa kami degradasikan dengan menarik semua fasilitasnya, kembali ke kelas biasa,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement