Ahad 16 Jul 2017 19:05 WIB

ITS Pertahankan Juara Mahasiswa Berprestasi Program Diploma

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
ITS
ITS

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur,  berhasil mempertahankan gelar juara pertama Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) tingkat Nasional untuk program Diploma tahun 2017.

Prestasi tersebut ditorehkan oleh M Syaifuddin Zuhri, mahasiswa D4 Teknik Infrastruktur Sipil ITS yang berhasil mengalahkan para finalis dari seluruh Indonesia. Hasil Pemilihan Mahasiswa Berprestasi tingkat Nasional (Pilmapres) yang digelar di Hotel Swiss Bellin Tunjungan, Surabaya, Rabu (12/7) malam.

Kompetisi Mawapres nasional untuk program Diploma tahun ini, juara II diraih mahasiswa dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan juara III dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Sedang untuk program Sarjana juara I diraih mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), juara II dari Universitas Indonesia (UI), dan juara III dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Syaifuddin yang akrab disapa Ifud tersebut sebelumnya sudah langganan juara Karya Tulis tingkat nasional. Namun, ia tetap merasa tidak percaya saat namanya disebut sebagai juara pertama Mawapres Nasional program Diploma.

“Benar-benar tidak menyangka akhirnya bisa jadi juara satu, soalnya finalis yang lain lebih banyak prestasinya dan karya tulisnya bagus-bagus,”  kata mahasiswa angkatan 2014 tersebut, dalam siaran pers.

Ifud mewakili ITS bertarung di tingkat nasional, setelah sebelumnya didapuk sebagai juara pertama Mawapres tingkat ITS. Pada kompetisi ini, Ifud membuat karya tulis tentang konstruksi bangunan tahan gempa.

Karya tulis tersebut juga yang di presentasikan saat seleksi tingkat ITS, melalui beberapa perbaikan sesuai saran dari para dosen. Mahasiswa asal Lamongan tersebut mengikuti ajang Mawapres karena dorongan dari para dosen, teman-teman kuliah serta orangtuanya.

Rangkaian kegiatan Pilmapres 2017 ini dimulai dengan seleksi di tingkat perguruan tinggi, tingkat wilayah, kemudian tingkat nasional. Pada tingkat nasional telah terpilih sesuai kuota sebanyak 228 mahasiswa, yang kemudian terpilih 26 finalis (17 mahasiswa program Sarjana dan sembilan mahasiswa Diploma) untuk menentukan tiga mahasiswa terbaik program Sarjana dan tiga mahasiswa terbaik program Diploma.

Selama tiga hari, mulai 10 Juli para finalis tersebut harus dikarantina di hotel untuk mengikuti seleksi dari para juri, sebelum akhirnya ditentukan yang terbaik pada 12 Juli 2017. Saat karantina tersebut, para finalis harus mempresentasikan karya tulisnya langsung di hadapan para juri.

Pada saat presenetasi inilah, Ifud mengaku sempat mengalami nervous karena juri yang sangat kritis, tapi akhirnya ia bisa memberikan yang terbaik. "Meski sempat nervous tapi saya bisa memberikan presentasi dan jawaban yang memuaskan kepada para juri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement