Ahad 09 Jul 2017 22:26 WIB

Kurang Guru Agama, Pengangkatan Honorer Bisa Jadi Solusi

Rep: Muhyiddin/ Red: Gita Amanda
Sejumlah guru honorer Jawa Barat melakukan unjuk rasa menuntut kesejahteraan, di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (31/10).(Republika/Mahmud Muhyidin)
Sejumlah guru honorer Jawa Barat melakukan unjuk rasa menuntut kesejahteraan, di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (31/10).(Republika/Mahmud Muhyidin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Agama Imam Syafi'i menilai pengangkatan guru honorer akan menjadi solusi yang lebih baik terkait krisis guru agama yang saat ini sedang terjadi di sekolah-sekolah. Menurut dia, konsentrasi guru honorer dalam mengajar agama akan lebih baik jika pemerintah mempercepat pengangkatan guru agama tersebut.

“Kalau guru-guru itu nantinya bisa diangkat sebagai guru agama, maka guru-guru itu statusnya tentu akan lebih baik lagi. Secara konsentrasi, mengajarnya juga akan lebih bagus dibandingkan dengan menjadi guru honorer,” ujar Imam saat dihubungi Republika.coid, Ahad (9/7).

Tentu saat ini menurutnya, pembelajaran agama sangat minim hanya sekitar tiga jam. Jika sekarang ditambah kekurangan guru agama akan berdampak pada pemahaman siswa. Ia berharap pengangkatan guru agama honorer bisa membantu mengatasi permasalahan kekurangan guru agama ini.

Imam mengataka kalau guru-guru itu nantinya bisa diangkat sebagai guru agama, maka guru-guru itu statusnya tentu akan lebih baik lagi. Secara konsentrasi, mengajarnya juga akan lebih bagus dibandingkan dengan menjadi guru honorer.

"Sebenarnya begini, besok saya (hari ini) akan konsutasi ke biro kepegawaian, kemudian dengan teman-teman kita ingin tahu sebenarnya sejak kapan moratoriumnya guru agama tidak ada pengangkatan," katanya.

Sebagai pejabat Kemenag Imam mengaku harus membuat langkah-langkah termasuk membuat pembinaan terhadap guru agama. Kemudian mereka yang masih honorer juga terus dibina agar lebih baik.

Imam juga berharap agar tak ada guru yang tak ahli agama malah ditempatkan menjadi guru agama. "Bukan kita curiga atau menafikan guru-guru bidang lain yang akan membantu, tapi kita hati-hati jangan sampai terjadi pemahaman yang tidak kita inginkan yang anti-Indonesia," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement