Jumat 07 Jul 2017 00:07 WIB

Universitas Islam Internasional Indonesia Berdesain Modern

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Yudha Manggala P Putra
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan keterangan pers usai rapat mengenai kelanjutan pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di Istana Wakil Presiden, Kamis (6/7).
Foto: Republika/Rizky Jaramaya
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan keterangan pers usai rapat mengenai kelanjutan pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di Istana Wakil Presiden, Kamis (6/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, progres pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia kini telah memasuki tahap pembuatan arsitektur yang ramah lingkungan. Selain itu, kemajuan lainnya menyangkut persiapan international advisory.

"Jadi konsep (arsitekturnya) modern tapi hijau, tidak bikin adat-adat," ujar Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Kamis (6/7).

Menurut Jusuf Kalla, semua universitas islam harus melihat ke masa depan. Oleh karena itu konsep arsitektur pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia harus modern agar semua mahasiswanya kelak berpikir ke depan.

Pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia ini bekerja sama dengan sejumlah negara-negara Islam maupun negara non-Islam seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia. Sebab, di negara-negara tersebut juga banyak dibangun islamic center.

Pembangunan universitas tersebut dimulai pada 2017 dan diharapkan pada 2019 mendatang kegiatan akademik sudah bisa berjalan. Jusuf Kalla menjelaskan, pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia menggunakan dana APBN 2017 dan 2018 dengan total mencapai Rp 1,5 triliun. "APBN 2017 ada sedikit, kemudian 2018 yang paling besar, kan ini dibangun setahun," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla mengatakan, nantinya Universitas Islam Internasional Indonesia hanya untuk mahasiswa paska sarjana saja. Selain itu, universitas ini juga akan mengedepankan riset dan pengembangan. Mahasiswa yang berkuliah di universitas ini tidak hanya dari Indonesia saja namun juga negara lainnya. Selain itu, kurikulum yang diusung juga akan bertaraf internasional.

"Jadi kita bandingkan dengan Kuala Lumpur, Jordan, Mesir, Kanada. Nanti dibentuk international advisory, jadi penasehat internasional, timnya untuk mengatur kurikulumnya dan macam-macam," ujar Jusuf Kalla.

Sementara itu, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia tersebut memperkuat posisi Indonesia yang dikenal dengan paham islam moderat. Oleh karena itu, ada kebutuhan bagaimana Indonesia memiliki perguruan tinggi berskala internasional yang mengajarkan materi-materi keislaman yang moderat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement