Rabu 05 Jul 2017 05:58 WIB

Ini Akibatnya Jika Mengonsumsi Protein Secara Berlebihan

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Esthi Maharani
Protein
Foto: Blogspot
Protein

REPUBLIKA.CO.ID, Asupan protein memang penting untuk kelancaran fungsi tubuh kita namun mengonsumsi protein berlebih dapat membuat sistem tubuh tidak seimbang. Menurut Dietary Reference Intake (DRI), tubuh memerlukan sekitar 46 hingga 56 gram protein setiap harinya. Jika dikonsumsi secara berlebih, protein dapat memicu masalah kesehatan yang serius.

1. Membahayakan ginjal

Saat mengonsumsi protein, dalam waktu yang sama tubuh juga mengonsumsi produk sampaingannya berupa nitrogen yang disaring dari darah oleh ginjal. Dalam jumlah normal, kandungan nitrogen bisa dihilangkan melalui urin. Namun, dalam jumlah banyak, ginjal harus bekerja lebih ekstra untuk menyaring nitrogen sehingga jika tidak dikendalikan dapat merusak ginjal.

2. Memicu penyakit gastrointestinal

Mereka yang melakukan diet dengan mengonsumsi lebih banyak protein dibandingkan karbohidrat akan lebih sering mengalami konstipasi dan kembung. Terlalu banyak mengonsumsi protein bisa menyebabkan kekurangan serat dan mengganggu sistem pencernaan, sehingga menyebabkan penyakit gastrointestinal.

3. Memicu kelebihan berat badan

Kelebihan asupan makanan protein ternyata juga bisa menyebabkan kenaikan berat badan. Diet protein tinggi memang bisa membantu Anda menurunkan barat badan. Namun, jika Anda mengonsumsi putih telur dan mengonsumsi minuman mengandung protein secara berlebihan, akan membuat Anda bertambah gemuk. Sebuah studi yang dilakukan pada lebih dari 7.000 orang dewasa menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi protein dalam surplus 90 persen lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan dibandingkan dengan orang yang makan lebih sedikit.

4. Menyebabkan bau mulut

Saat tmembakar lemak, tubuh juga memproduksi bahan kimia yang disebut keton yang bisa membuat mulut menjadi berbau. Menyikat, membersihkan atau kumur-kumur tidak akan membantu membuat bau mulut menjadi segar.

5. Mempengaruhi mood

Jenis makanan yang kita konsumsi sangat mempengaruhi 'hormon bahagia' kita. Otak kita membutuhkan karbohidrat untuk merangsang produksi hormon pengaturan mood yang disebut serotonin. Jika karbohidrat ini dieliminasi dari makanan, maka kita cenderung merasa mudah tersinggung, mudah marah dan bahkan depresi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement