Anggota DPR: Pemberantasan Terorisme Harus Total Approach

Sabtu , 01 Jul 2017, 19:14 WIB
Anggota Brimob berjaga di sekitar tempat kejadian perkara penikaman anggota polisi di depan Masjid Falatehan , Jakarta Selatan, Jumat (30/6)
Foto: Republika/Prayogi
Anggota Brimob berjaga di sekitar tempat kejadian perkara penikaman anggota polisi di depan Masjid Falatehan , Jakarta Selatan, Jumat (30/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah serangan teror terhadap aparat kepolisian beberapa waktu terakhir ini semakin menunjukan perlunya perlawanan serius kepada para teroris. Sebab, target teroris meneror aparat kepolisian saat ini untuk melemahkan mental dan etos kerja aparat dalam menjaga keamanan negara.

"Ini merupakan modus terorisme yang serius," ujar anggota Komisi I DPR RI, Andreas Hugo Pareira, kepada wartawan pada Sabtu (1/7).

Apalagi, menurutnya, aksi teror yang terus dilakukan kepada aparat itu dilakukan jelang hari-hari penting seperti Hari Raya Idul Fitri kemarin dan kedatangan mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Hal ini makin menegaskan perlunya perlawanan serius.

Oleh karena itu, ia menilai negara harus lebih serius menghadapi terorisme ini. "Aparat keamanan harus diberikan tools (peralatan kelengkapan) yang lebih baik, baik dari segi peralatan fisik maupun kelengkapan peraturan perundangan yang memungkin aparat intelijen, aparat keamanan dan seluruh stake holder di negara ini untuk secara total memberantas terorisme ini," katanya.

Pemberantasan terorisme tidak bisa dilakukan secara parsial dengan hanya melibatkan pihak kepolisian saja. Tetapi, penerapannya juga harus menggunakan pendekatan total atau total approach yang melibatkan semua stake holder.

"Artinya semua stakeholder dibawah payung UU Anti terorisme berperang melawan terorisme," katanya.