Kamis 22 Jun 2017 15:42 WIB

Bulan Kelahiran Berkaitan dengan Risiko Penyakit?

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Esthi Maharani
Penyakit
Foto: ist
Penyakit

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Sekelompok peneliti menemukan hal menarik terkait bulan kelahiran. Dalam sebuah penelitian ilmiah, mereka menemukan bahwa bulan kelahiran mungkin berkaitan dengan risiko penyakit yang mungkin diderita seseorang.

Dalam prosesnya, tim peneliti dari University of Alicante di Spanyol melibatkan hampir 30 ribu perserta. Dari data-data yang terkumpul, tim peneliti melakukan analisa terkait hubungan antara musim atau bulan kelahiran dengan 27 jenis penyakit kronis.

Hasil penelitian mengindikasikan bahwa musim panas dan musim dingin dapat memberi pengaruh terhadap sistem imunitas janin ketika masih berkembang dalam rahim. Alasannya, sinar matahari memiliki fungsi untuk mendorong produksi vitamin D yang memainkan peran penting dalam perkembangan dan risiko penyakit yang mungkin diderita di masa depan.

Tim peneliti mengungkapkan bayi yang lahir pada bulan September yang cerah dengan sinar matahari memiliki risiko terendah untuk menderita penyakit kronis. Sedangkan wanita yang lahir pada Juli memiliki risiko terdiagnosa dengan tekanan darah tinggi lebih besar dari 25 persen. Wanita yang lahir pada Juli juga mengalami peningkatan risiko inkontinensia hngga 40 persen.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pria yang lahir pada Juni memiliki risiko terkena depresi lebih rendah 34 persen. Risiko osteoporosis juga diketahui lebih besar pada wania yang lahir di bulan April, Mei, September dan Oktober. Sedangkan pria yang lahir pada Maret, Juni dan Desember memiliki risiko lebih besar terhadap katarak.

Di sisi lain, pria yang lahir pada September juga memiliki risiko tiroid lebih besar jika dibandingkan pria yang lahir pada Januari. Risiko yang dimiliki pria kelahiran September ini lebih besar hampir tiga kali lipat.

"(Bulan kelahiran) Mungkin berperan sebagai indikator periode (seseorang mulai terkena) paparan awal dari berbagai faktor," ujar kepala peniliti Profesor Jose Antonio Quesada seperti dilansir Independent.

Beberapa faktor yang dimaksud Quesada ialah sinar ultraviolet, vitamin D dan temperatur. Salah satu faktor lainnya ialah paparan musiman terhadap virus dan alergi yang dapat mempengaruhi perkembangan rahim dan neonatus di satu bulan pertama kehidupannya.

"Perbedaan pola (risiko penyakit) berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa mungkin ada perbedaan kerentanan antara pria dan wanita terhadap paparan awal dari faktor-faktor tersebut," jelas Quesada.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Columbia University di NeW York pada 2015. Kala itu, tim peneliti menemukan adanya kaitan antara musim kelahiran seseorang dan juga 55 macam penyakit, seperti asma, ADHD dan masalah kesuburan.

Salah satu temuannya, orang-orang kelahiran Oktober memiliki kecenderungan lebih besar untuk mengalami masalah pernapasan. Akan tetapi kelompok tersebut memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskular.

Meski ditemukan adanya korelasi antara musim atau bulan kelahiran dengan beberapa risiko penyakit, tim peneliti mengingatkan bahwa ada banyak variabel yang jauh lebih penting dalam menentukan risiko penyakit. Beberapa variabel penting yang berkaitan dengan kondisi kronis di antaranya ialah pola makan, kebiasaan olahraga dan kadar stres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement