Sabtu 17 Jun 2017 17:58 WIB

Kemendikbud Kirim 6.296 Guru ke Daerah Tertinggal

Sejumlah guru SDN Pojok Klitih III bergandengan tangan ketika melewati sungai saat berangkat mengajar di desa terpencil, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Syaiful Arif
Sejumlah guru SDN Pojok Klitih III bergandengan tangan ketika melewati sungai saat berangkat mengajar di desa terpencil, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengirim sebanyak 6.296 guru garis depan (GGD) ke 183 kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sumarna Surapranata dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu (17/7), mengatakan seleksi GGD telah berlangsung sejak tahun lalu. Namun, baru diumumkan karena adanya penyesuaian terhadap Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Seleksi guru garis depan diikuti 6.315 peserta dari 6.348 pendaftar yang dilakukan di 107 tempat uji kompetensi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi mengapresiasi dedikasi para GGD karena mau mengabdi di daerah 3T.

Didik juga berharap para orang tua murid dapat memberikan motivasi yang tinggi kepada para siswa di daerah 3T untuk giat belajar. "Alhamdulillah, ini sangat membantu anak didik di daerah 3T, semoga anak-anak ini dapat menjadi siswa terbaik dengan dukungan motivasi dan dedikasi para gurunya," kata Didik.

Didik mengatakan penempatan merupakan proses akhir dari seleksi GGD sehingga pemberkasan dan verifikasi tidak perlu lagi. "Bapak dan ibu tidak perlu lagi mengikuti pemberkasan karena tes yang diikuti sudah lengkap, tinggal penempatan," kata Didik.

Selanjutnya, para guru ini akan dihubungi Kemendikbud untuk penandatanganan nota kesepahaman penempatan tugas. Didik menjelaskan pemangkasan prosedur pemberkasan dan verifikasi untuk mendukung para guru saat mengajar di daerah 3T.

"Harapannya, bapak ibu guru dapat bertugas dengan tenang dan betah tinggal di daerah 3T karena para guru kebanyakan berasal dari daerah rantau," kata Didik.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement