Jumat 16 Jun 2017 09:23 WIB

Mahasiswa UGM Ciptakan Robot Pengecat Tembok Gedung

Rep: RIZMA RIANDI/ Red: Esthi Maharani
UGM
UGM

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa UGM mengembangkan robot pengecat tembok luar gedung bertingkat. Mereka adalah Arifandhi Nur M (FMIPA), Habib Astari A (FMIPA), Pa'at Wahyu K S (SV), Imroatul Mufidah (FK), dan Istria Rimba S (FT). Pengembangan robot lahir mellaui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) di bawah bimbingan Andi Dharmawan.

"Robot ini bisa menggantikan kinerja manusia dan penggunaanya, dan diharapkan bisa meminimalisasi angka kecelakaan kerja," kata Ketua Tim Robot Arifandhi Nur M, Jum'at (16/6).

Menurutnya, Data BPJS Ketenagakerjaan mencatat hingga November 2016 terjadi 101.367 kasus kecelakaan kerja. Setiadaknya 2.382 orang meninggal akibat kecelakaan tersebut. Arifandhi menjelaskan prototipe robot pengecat gedung bertingkat dibuat menggunakan arduino dan single board computer untuk mengontrol pergerakannya. Robot ini dapat mengecat bidang datar dengan luas permukaan sesuai keinginan operator.

"Alat pengecat yang digunakan berbentuk semprotab dengan tiang yang memiliki dua derajat kebebasan yaitu X dan Y sebagai sumbu gerakan," papar Arifandi.

Cara pengoperasian robot ini cukup mudah. Operator cukup menginput luasan bidang pengecatan dan warna cat.  Setelah itu sensor kamera akan menangkap gambar tembok yang akan dicat. Apabila ditemukan tembok dalam keadaan belum dicat maka semprotan akan bergerak menyemprot bagian tersebut. Ketika proses pengecatan selesai, robot akan melakukan scanning untuk mengecek kualitas hasil pengecatan.

“Robot bisa mengecat tembok dengan luasan maksimal 2 kali 2 meter,” ujarnya.

Dengan menggunakan robot ini, Arifandhi menuturkan, operator dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses pengecatan tembok dengan akurat karena kecepatan penyemprotan saat proses pengecatan dapat diatur sesuai keinginan. Selain itu proses pengecatan dapat dilakukan secara terus-menerus dan konstan.

“Harapannya robot dapat diimplementasikan secara nyata, dan dengan penggunaanya angka kecelakaan kerja khususnya bidang konstruksi dapat ditekan,” ujar Arifandhi.

sumber : Center
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement