Ini Sebab Rendemen Tebu Makin Menurun

Senin , 12 Jun 2017, 14:25 WIB
Komisi IV DPR melakukan kunjungan spesifik ke pabrik gula Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (8/6).
Foto: dpr
Komisi IV DPR melakukan kunjungan spesifik ke pabrik gula Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- DPR mendorong persoalan perkebunan tebu di pabrik gula Tasikmadu, Karanganyar untuk segera diselesaikan. Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo mengatakan mesin pabrik yang sudah usang serta kendala di on farm yang menyebabkan rendemen tebu semakin menurun adalah persoalan utama yang harus dibenahi. Selain itu, petani juga kurang bergairah akibat harga gula yang dipatok rendah.

"Jadi batas maksimal rendemen tebu adalah 6-7 tahun untuk dibongkar ratoon sementara di sini sudah melebihi baru dibongkar, terlebih lagi mesinnya sudah tua. Oleh karena itulah dua hal ini harus kita sinergikan," kata Edhy saat memimpin kunjungan spesifik ke pabrik gula Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (8/6).

Menurut dia, kendala-kendala tersebut seharusnya bisa dibenahi dan bukan menjadi alasan untuk mengimpor. "Situasi kondisi pangan yang ujungnya selalu mencari kambing hitam itu hanya menjadi peluang untuk impor. Peluang dan potensi kita di negara kita tersedia tinggal bagaimana seorang pemimpin mampu untuk mewujudkannya,” ujar dia.

 

Sebelumnya direktur utama PTPN IX Budi Adi Prabowo mengadukan selama ini petani memilih tidak lagi menanam tebu karena sisi ekonominya tak lagi menjanjikan. Petani tebu merasa tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, sebagaimana diberikan kepada petani tanaman pangan. Sampai sekarang tidak ada lagi kredit untuk petani tebu, perbankan masih memandang sebelah mata.

 

"Begitu pula bantuan alat pertanian yang bisa mendukung peningkatan petani, juga sudah tak ada lagi. Belum lagi ketersediaan bibit yang unggul sudah tidak ada lagi. Penelitian bibit untuk tebu untuk dikembangkan menjadi bibit unggul hampir tak ada lagi,’’ kata dia.