Jumat 02 Jun 2017 06:41 WIB

Awas, Obesitas Anak Ancam Kehidupan Dewasa Mereka

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Indira Rezkisari
Dorong anak bergaya hidup aktif agar terhindar dari obesitas.
Foto: Republika/Musiron
Dorong anak bergaya hidup aktif agar terhindar dari obesitas.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Obesitas nyatanya menyerang sektiar 10,8 persen anak Indonesia berdasarkan catatan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Kelebihan berat badan itu menyerang anak usia 5 tahun sampai 12 tahun.

Obesitas pada anak sebenarnya patut diwaspadai. Ini lantaran penyakit tersebut dapat terbawa hingga sang anak dewasa kelak. Hal tersebut dibuktikan oleh University of Surrey di Inggris.

Penelitian mereka lakukan terhadap lebih dari 300 ribu anak dengan usia rata-rata 10 tahun. Mereka menilai indeks massa tubuh (BMI) anak, lingkar pinggang dan ketebalan lipatan kulit.

Hasil yang mereka dapatkan saat itu lantas disimpan untuk kemudian dibandingkan kembali 25 tahun mendatang dengan responden serupa. Ini berarti hasil pengukuran tersebut dibandingkan saat anak-anak tersebut dewasa.

Hasilnya, peneliti menemukan anak yang saat itu terserang obesitas terancam serangan diabetes saat dewasa. Dimana tubuh tidak mampu metabolisme glukosa secara maksimal.

Tak hanya itu, anak penderita diabetes juga mengalami penebalan nadi arteri saat dewasa. Hal tersebut berdampak pada masalah kardiovaskular semisal gagal jantung di masa depan.

Sementara BMI berguna untuk mengukur tekanan darah saat dewasa. Juga efekif memprediksi penyakit yang mungkin menyerang terkait obesitas ke depannya.

"Obesitas sudah menjadi penyakit endemik yang mengkhawatirkan dalam lingkungan kita," kata Ketua Peneliti Dr Martin Whyte seperti dikutip The Malay Mail Online.

Martin mengatakan, efek penderita obesitas bagi orang dewasa memang sudah diketahui masyarakat. Namun, dia meelanjutkan, obesitas yang menyerang anak-anak berdampak pada kerusakan arteri yang mengancam kelangsungan jiwa nantinya.

"Ini adalah sesuatu yang perlu ditangani untuk melindungi kesehatan orang dewasa dan mengurangi tekanan pada NHS," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement