Ahad 28 May 2017 22:36 WIB

Berawal dari Coba-Coba, Kini Berpeluang ke Kejuaraan Dunia

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Para atlet angkat berat Kota Tasik tengah berlatih di GOR Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) di Jalan Letjen Mashudi, Kelurahan Setiaratu, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Para atlet angkat berat Kota Tasik tengah berlatih di GOR Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) di Jalan Letjen Mashudi, Kelurahan Setiaratu, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.

REPUBLIKA.CO.ID, Kota Tasikmalaya patut berbangga karena ketiga putri terbaiknya yaitu Imas Kartika, Intan Kemalasari, Utari Anggraeni berpeluang mengikuti kejuaraan dunia angkat berat di India tahun depan. Meski belum mempunyai dana yang mencukupi guna mengikuti kejuaraan itu, ketiganya tetap latihan dengan semangat.

Profil ketiga atlet Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) Kota Tasikmalaya tersebut yaitu, Imas yang merupakan anak sulung dari tiga bersaudara anak pasangan Mamat Rahmat dan Titi Aisyah. Ia merupakan tetangga Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman di Bojong Kaum Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya.

Perempuan berusia 22 tahun itu masih duduk di semester VI Fakultas PJKR Universitas Siliwangi Tasikmalaya.

Mulanya ia tak menyangka akan menjadi altet angkat berat. Sebab ia mengawali karier olahraganya di bidang atletik. Saat itu, ada pelatih yang mengajaknya mencoba olahraga angkat besi. Setelah mencoba, Imas malah ketagihan hingga saat ini. "Awalnya diajak saja, jadi enggak nyangka bakal serius di cabang olahraga ini," katanya saat ditemui beberapa waktu lalu.

Sedangkan Intan dan Utari merupakan kakak beradik dari pasangan Aang Sutawijaya dan Lilis. Mereka tinggal di Pamipiran, Kelurahan Leuwiliang, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya. Intan masih duduk di bangku kuliah semester VI di STIA Tasikmalaya jurusan Administrasi Negara.

Intan sengaja mengajak adiknya ikut olahraga angkat berat dengan harapan terhindar dari kegiatan negatif pergaulan remaja saat ini yang begitu mengkhawatirkan. Apalagi dunia olahraga memang tidak asing bagi Intan dan Utari karena orangtuanya yang merupakan guru olahraga di sekolahnya yang menggeluti olahraga voli.

“Kalau Bapak memang guru olahraga dan mengarahkan saya untuk menekuni salah satu bidang olahraga, sedangkan adik sengaja saya yang membawanya karena khawatir pergaulan saat ini. Alhamdulillah ternyata kami bisa meraih medali, juara yang cukup membanggakan bagi Kota Tasikmalaya dan Indonesia,” ucapnya perempuan berusia 21 tahun itu.

Adik Intan, Utari merupakan murid kelas 12 SMP. Ia pun sempat harus bolos mengikuti UN beberapa waktu lalu karena mengikuti kejuaraan tingkat Asia di Bandung. Beruntung baginya, pihak Dinas Pendidikan membantunya agar bisa mendapat keringanan mengikuti UN susulan.

“Ini dapat dispensasi untuk ikut UN susulan, ketika mau berangkat ke kejuaraan dilepas oleh Kepala Dinas Pendidikan dan diberikan surat dispensasinya. Alhamdulillah hasil dari kejuaraan berhasil membawa medali, makanya pihak sekolah juga menyambut baik keberhasilan ini,” ujarnya.

Dalam kejuaraan dunia nanti, ketiganya menyebut rival terberat adalah atlet yang datang dari Tiongkok dan India. Atlet dari dua negara itu selalu member perlawanan sengit dalam tiap kejuaraan angkat berat yang dijalaninya selama ini. Sebab atlet dari kedua negara tersebut menjalani proses latihan yang amat berat dan disiplin ketat.

Alhasil walau berpostur tubuh kecil namun mampu memberikan angkatan beban yang luar biasa. “Kami semua sepakat, atlet Cina dan India yang paling kami segani dengan kemampuannya yang sangat tangguh,” kata Imas yang diamini Intan dan Utari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement