Selasa 02 May 2017 10:26 WIB

Pakar Ungkap Puasa Sebagai Anjuran Medis Bagi Kesehatan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Menu Berbuka Puasa
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Menu Berbuka Puasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kurang dari sebulan, masyarakat Muslim seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa. Ibadah ini tidak hanya mendatangkan pahala tapi juga terbukti efek kesehatannya bagi manusia.

Dokter Ari Fahrial Syam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan, puasa Ramadhan sendiri secara medis dikenal sebagai suatu ‘prolonged intermittent fasting’. “Artinya suatu konsep diet yang memang menjadi anjuran secara medis jika dibandingkan konsep diet yang berkembang saat ini seperti diet keto,” kata Ari melalui pesan pers yang diterima Republika.co.id.

Menurut Ari, konsep diet dalam puasa Ramadhan intinya untuk mengurangi asupan makan. Dengan kata lain, bertujuan mengurangi jumlah asupan kalori yang dikonsumsi setiap hari selama puasa.

Seperti diketahui, saat berpuasa umat Muslim menahan diri untuk tidak makan dan minum selama rata-rata 14 jam. Untuk orang Indonesia yang rata-rata makan tiga kali sehari dikurangi menjadi dua kali.

Dengan mengurangi asupan makan dan minum tersebut, Ari menilai, asupan kalori dan asupan lemak  menjadi menurun. Penurunan asupan kalori dan lemak ini akan berakibat pada menurunan asupan kolesterol jahat.  

“Selama menjalani puasa Ramadhan akan terjadi penurunan kadar kolesterol LDL dan peningkatan kadar HDL. Tentu hal ini membawa dampak yang positif untuk mencegah terjadinya penyakit jantung koroner,” kata dia.

Selain itu, dia melanjutkan, puasa juga akan mengakibatkan penurunan kadar asam urat darah. Hal ini termasuk penurunan kadar gula darah dimana ukurannya akan normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement