Selasa 25 Apr 2017 13:15 WIB

Milad Ke-74, UII Yogyakarta Terus Berbenah

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Yusuf Assidiq
Peringatan Milad ke-74 UII.
Foto: Dokumen
Peringatan Milad ke-74 UII.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Meski berbagai prestasi di tingkat nasional maupun internasional kerap diterima Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, perguruan tinggi Islam tertua di Indonesia itu enggan berpuas diri. Hal ini disampaikan oleh Rektor UII Nandang Sutrisno dalam pidato milad ke-74 di Auditorium Kahar Mudzakkir Kampus Terpadu UII, Selasa (25/4).

Menurut dia, hingga saat ini UII terus berbenah untuk meningkatkan kualitas institusi. Di antaranya dengan memperoleh pengakuan tiga bintang (Three Stars Institution) dari QS Stars, akreditasi internasional beberapa program studi, dan penghargaan sebagai perguruan tinggi swasta terbaik berdasarkan Hasil Penilaian Kinerja Penelitian Perguruan Tinggi.

“Dalam perjalanannya, UII senantiasa memegang teguh komitmen pada nilai-nilai keislaman serta terus berupaya meningkatkan kualitas dan potensi yang dimiliki,” katanya. Ia mengemukakan, upaya tersebut dilakukan sebagai bentuk kontribusi nyata UII dalam mencetak generasi bangsa yang unggul dan berkualitas.

Dengan bertambahnya usia, Nandang berharap UII dapat semakin menunjukkan eksistensinya. Baik di lingkup nasional maupun internasional. Adapun prestasi yang telah diperoleh selama ini tidak lantas membuat UII berpuas diri. Namun, justru membuat UII semakin tertantang untuk selalu meningkatkan kualitas institusi.

“Kami menyadari masih banyak yang harus dikerjakan dalam upaya meraih cita-cita UII ke depan. Oleh karenanya, saya mengajak seluruh komponen UII untuk bahu membahu membangkitkan kembali semangat kerja keras, tuntas, cerdas, dan ikhlas,” ujar Nandang.

Selain pidato rektor, puncak Milad ke-74 UII pun diisi oleh orasi ilmiah dari pakar arsitektur UII Revianto Budi Santosa. Dalam orasi ilmiahnya, Budi menjelaskan paparan berjudul ‘Merevitalisasi Tradisi Membina Bumi Pertiwi’.

Ia menjelaskan, dalam membangun kehidupan, manusia harus berpegang teguh pada pedoman agama. Termasuk menjauhi larangan untuk merusak bumi, sebagaimana yang telah Allah SWT firmankan dalam surah al-Baqarah ayat 11 dan 12.

“Dengan bekal pengetahuan yang membangkitkan kesadaran, manusia mampu untuk mengenali, menetahui, dan memahami apakah kita membangun atau merusak,” ujar Budi. Pengetahuan untuk memelihara bumi atau hamemayu hayuning bawana seperti inilah yang sepantasnya disemai dan senantiasa dikembangkan di UII.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement