Selasa 04 Apr 2017 22:00 WIB

VOC tak Pernah Kuasai Pantai Pasaman

Galangan Kapal VOC
Foto: Perpusnas
Galangan Kapal VOC

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sejarawan Universitas Andalas (Unand), Sumatra Barat, M Nur mengatakan, VOC tidak pernah menduduki atau menguasai perdagangan wilayah Pantai Pasaman. "VOC tidak pernah bisa melakukan perdagangan dan bahkan menguasai pelabuhan yang ada di Pasaman," katanya di Padang, Selasa (4/4), menanggapi penemuan meriam peninggalan Belanda dengan bertuliskan VOC di daerah Pasaman Barat.

Terkait dengan penemuan meriam di Nagari Kinali, Kecamatan Kinali Pasaman Barat ini, dia mengatakan, bisa saja benda itu berada di sana ketika terjadinya Perang Padri pada masa penjajahan Hindia-Belanda. "Secara historis VOC tidak pernah menguasai Pasaman, bisa jadi pada masa setelah zaman VOC dibubarkan meriam ini digunakan oleh pemerintah Hindia Belanda dalam Perang Paderi yang terjadi di daerah Simpang Ampek, Air Bangis dan Talu," katanya.

Ia mengatakan, VOC yang sebenarnya adalah orang Belanda memang terkenal telah mempunyai perlengkapan perang yang maju mulai dari kapal hingga persenjataan. Tetapi setelah dibubarkannya VOC pada 1799, Belanda tetap menduduki Nusantara dengan wajah baru yang dikenal dengan Pemerintah Hindia Belanda.

VOC, kata M Nur, hanya mendapatkan izin untuk mendirikan Loji di kawasan Painan tepatnya di Pulau Cingkuak pada 1633. Hal itu, menurut dia, karena wilayah Pantai Barat Sumatra waktu itu berada di bawah penguasaan Aceh yang menempatkan perwakilannya pada setiap bandar atau pelabuhan yang ada.

Beberapa pelabuhan yang ada masa itu ada di Air Bangis, Tiku, Pariaman, Padang dan Indopuro, masing-masing pelabuhan ini berada di bawah kekuasaan raja yang ada di daerah tersebut. "Kuatnya pengaruh Aceh pada beberapa pelabuhan yang ada di Pesisir Barat Sumatra menyebabkan VOC tidak mendapatkan tempat untuk melakukan perdagangan sehingga akhirnya ia tersingkir ke bagian selatan, tepatnya Painan," kata dia.

Beberapa waktu yang lalu Seorang warga Kampung Rajang Jorong Langgam Kinali Pasaman Barat, Ilham Effendi (30) menemukan sebuah meriam yang diduga peninggalan zaman Belanda. Kepala Kepolisian Resor (Polres) Pasaman Barat, AKBP Djoko Ananto mengatakan meriam ini memiliki panjang 1,5 meter dan diameter 20 sentimeter. "Pada benda tersebut terdapat tulisan HUSA A o buatan 1734 dan di bagian tengah bertulisan VOC," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement