Kamis 30 Mar 2017 16:41 WIB

'Sirkuit Shanghai akan Menyajikan Balapan yang Berbeda'

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
Insiden senggolan terjadi dalam balapan F1 seri GP Cina di Sirkuit Shanghai Internasional, Shanghai, Cina, Ahad (17/4).
Foto: Reuters/Aly Song
Insiden senggolan terjadi dalam balapan F1 seri GP Cina di Sirkuit Shanghai Internasional, Shanghai, Cina, Ahad (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE—Pada Grand Prix Australia di sirkuit Albert Park, Melbourne akhir pekan lalu, terlihat para pembalap F1 saling menyalip. Padahal Sirkuit Albert Park dianggap salah satu trek paling sulit bagi pembalap untuk saling menyusul.

Pembalap Mercedes Valtteri Bottas mengatakan apa yang terjadi di Australia tidak akan terjadi di setiap sirkuit. Terutama pada sirkuit berikutnya pada musim ini di Sirkuit Internasional Shanghai, Cina. “Saya pikir secara keseluruhan memang sedikit lebih sulit (menyalip) tapi tergantung treknya," kata Bottas seperti dilansir Motorsport, Kamis (30/3).

Perubahan peraturan mobil pada musim ini memang dinilai akan menyulitkan pembalap menyalip. Bottas mengatakan sirkuit Cina yang memiliki jalur lurus yang sangat panjang akan mempengaruhi jalannya balapan. "Sirkuit (Cina) dengan jalur lurus yang panjang sangat bagus untuk balapan karena slipstream dan DRS punya efek besar," katanya.

Slipstream atau mencuri angin teknik berkendara dengan mengikuti kendaraan depan dengan jarak yang dekat. Dan biasanya, mobil yang diikuti sedang dalam kecepatan lebih tinggi dari kecepatan mobil yang mengikuti. Sementara DRS atau Drag Reduction System merupakan sistem di sayap belakang mobil, sayap dapat dibuka untuk mengurangi gaya drag. DRS hanya dapat diaktivasi di zona DRS.

"Jadi di beberapa tempat kita dapat melihat balapan yang bagus dan beberapa tempat seperti Barcelona akan sedikit lebih sulit untuk menyalip. Tunggu beberapa balapan dan lihat bagaimana balapan berjalan, tapi jelas tahun ini sirkuit Australia lebih tricky dibandingkan tahun lalu," kata Bottas.  Menurut Bottas di sirkuit Shanghai pembalap akan kesulitan jika menggunakan ban yang sama di Australia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement