Selasa 21 Mar 2017 20:01 WIB

Bangun Tidur tak Merasa Bugar? Waspadai Gangguan Ini

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Indira Rezkisari
Gangguan tidur
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Gangguan tidur

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sleep anea cukup banyak dialami masyarakat. Meskipun penelitian sleep anea secara nasional untuk mengetahui prevalensinya di Indonesia belum ada, namun Jurnal Penyakit  Dalam Indonesia menyebutkan hampir 23 persen populasi menderita masalah gangguan tidur ini.

Sementara itu hasil studi di Jakarta menyebutkan bahwa prevalensi sleep anea mencapai 16-17 persen,  kata spesialis saraf dari RS  Medistra Rimawati Tedjasukmana dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Studi dari American Academy of Sleep Medicine disebutkan jumlah pria dengan sleep apnea empat kali lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Dalam kelompok usia di atas 65 tahun, 10 persennya memiliki kondisi tersebut.

Gejala umum dari sleep apnea adalah kelelahan, sulit berkonsentrasi, kehilangan memori, sakit kepala, insomnia, lekas marah serta penyakit jantung dan depresi. Menurut Rimawati, sleep apnea bisa menjadi silent killer dengan gejala seperti mendengkur, berhenti bernapas sesaat, sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil, tersedak, tercekik waktu tidur, bangun tidak segar, mengantuk berlebihan, sakit kepala di pagi hari, merasa lelah sepanjang hari.

Namun, ia menambahkan, gejala tersebut seringkali diabaikan. Atau ada juga penderita berusaha mencoba mengatasi kondisi ini dengan berbagai cara.

"Individu yang memiliki gejala sleep apnea agar  memeriksakan diri apakah ia menderita sleep apnea, karena ini berpotensi untuk memburuk jika tidak ditangani," saran Rimawati.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement