Pembangunan Pulau Terluar Langkah Menuju Poros Maritim Dunia

Selasa , 14 Mar 2017, 12:15 WIB
kemanan maritim RI (ilustrasi)
kemanan maritim RI (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan pulau-pulau terluar dinilai menjadi salah satu langkah Indonesia menuju poros maritim dunia. Anggota Komisi IV DPR Rahmad Handoyo dalam keterangan persnya Senin (13/3) mengatakan Indonesia sebagai poros maritim dunia merupakan salah satu visi misi Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Nawa Cita.

Dia mengatakan, pulau-pulau Indonesia mempunyai posisi dan memiliki peran dalam geo-strategis yang sangat penting menunjang kedaulatan rakyat. Oleh karenanya, pemerintah harus terus melakukan pembangunan pulau-pulau terluar serta penamaannya dengan mengutamakan identitas kebangsaan Indonesia menuju poros maritim dunia. Selama ini, kata dia, ada anggapan kalau pulau terluar itu adalah halaman belakang. Padahal, menurut Rahmad, pulau pulau kecil di perbatasan itu adalah etalase NKRI yg harus selalu dijaga dan dirawat.

DPR Desak BPK Audit Kebijakan Bulog

 

Pemerintahan Presiden Jokowi, kata Rahmad, sudah menetapkan 111 nama pulau kecil terluar Indonesia. Pemberian nama ini hendaknya selaras dengan pembangunan sarana, dan prasarana. “Pengelolaan sumberdaya alam yang terdapat di dalamnya harus kita kelola secara efisien dan produktif guna menghindari penyimpangan tata kelola, terutama pada perusakan keanekaragaman ekosistem lingkungan laut, budaya bahari dan aktivitas illegal seperti penyeludupan narkoba, bahkan illegal fishing,” kata dia.

Langkah-langkah yang di lakukan Kementerian Perikanan dan Kelautan dalam pembangunan pulau-pulau terluar dan kawasan diharapkan Rahma hendaknya dijadikan skala prioritas. Dengan demikian akan memberikan dampak kepada pendapatan masyarakat khususnya nelayan, sehingga Indonesia yang di anugerahi ribuan pulau pada akhirnya bisa tampil sebagai poros maritim dunia.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang tersusun atas lebih dari 17 ribu pulau, dirangkai oleh 95.181 km garis pantai (terpanjang kedua setelah Kanada). Selain itu, sekitar 64,97 persen wilayahnya berupa laut dengan potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang beraneka ragam dan begitu besar yang dilalui empat samudera.