REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Angka Partisipasi Kasar (APK) atau angka kelanjutan pelajar menuju jenjang perguruan tinggi dinilai masih minim di Jawa Barat. Oleh karenanya IPB dan Unpad membuka cabang masing-masing di Kota Sukabumi dan Kabupaten Pangandaran.
Hal itu disampaikan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir dalam penandatanganan MOU dengan Kemenpora Pemkab Pangandaran, Pemprov Jabar dan rektor Unpad pada Senin, (13/3). Ia menyebut hanya ada enam PTN yang dikelola di bawah Kemenristekdikti, itu pun ditambah Universitas Siliwangi di Kota Tasikmalaya dan Universitas Singa Kebangsaan di Karawang yang baru saja dinegerikan.
Padahal jumlah warga Jabar terbilang tertinggi namun tak sebanding dengan jumlah PTNnya. Hal itu menurutnya berbanding terbalik dengan provinsi Jatim dan Jateng yang mempunyai jumlah PTN lebih banyak ketimbang Jabar, meski jumlah warganya lebih sedikit dari Jabar.
"Ini wujud nyata Gubernur Jabar untuk meningkatkan pendidikan di kawasan Jabar karena tingkat APK-nya tinggi. Kalau di Jatim ada tujuh yang dikelola Kemeristek dan Jateng ada enam tapi penduduk lebih sedikit dari Jabar," katanya.
Guna menjawab rendahnya APK itulah IPB dan Unpad membuka cabang kampus dengan sistem PSKDU. IPB dan Unpad sudah menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar untuk tahun ajaran 2016 sekaligus angkatan pertama. Rektor Unpad Tri Hanggono mendukung penuh peningkatan jumlah PTN agar mendongkrak APK. Menurutnya, pembukaan cabang Unpad di Pangandaran diharapkan menjadi tujuan kuliah generasi muda Pangandaran. Selain itu, kampus yang berada di pelosok ini ditujukan agar pengabdian mahasiswa pada masyarakat lebih kuat.
"Tingkatkan SDM di kawasan Jabar agar berikan dampak nyata sehingga Perguruan Tinggi beri kiprah dorong pembangunan masyarakat," ujarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
