Senin 13 Mar 2017 00:19 WIB

Youbel: Kekalahan dari Siliwangi Jadi Pelecut Lawan CLS

Rep: Agus Raharjo/ Red: Israr Itah
Pelatih Satria Muda Pertamina Youbel Sondakh.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pelatih Satria Muda Pertamina Youbel Sondakh.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Satria Muda Pertamina tak mau lama-lama tertunduk setelah dikalahkan JNE Siliwangi pada Seri VII IBL Pertalite 2017 di Yogyakarta, Sabtu (11/3). Tim asuhan Youbel Sondakh langsung bangkit keesokan harinya dengan membungkam juara bertahan CLS Knights Surabaya dengan skor telak 78-61 di GOR UNY, Yogyakarta, Ahad (12/3).

Pelatih Satria Muda Pertamina Youbel Sondakh mengungkapkan, kekalahan pada laga sebelumnya menjadi pelecut semangat seluruh pemainnya saat melakoni duel papan atas ini.  “Kami memang ingin comeback story yang bagus hari ini,” ungkap Youbel pada wartawan seusai pertandingan.

Ia mengatakan, para pemainnya membuktikan bahwa mereka masih menjadi penantang kuat di kompetisi ini. Youbel mengatakan gim yang tersaji sangat ketat terlepas dari hasil akhir, namun Arki Dikania Wisnu dkk tampil bagus dan mengeksekusi strategi dengan baik dalam defense maupun ofense.

“Jadi kadang perlu lecutan semangat seperti kekalahan kemarin. Saya yakin kalau anak-anak main dengan kemauan keras mereka akan menang terus,” ujar Youbel.

Akan tetapi, Youbel mengaku belum puas dengan performa timnya. Ia menyebut 19 turn over yang dibuat pasukannya pada laga ini terlalu banyak. Menurutnya, Satria Muda Pertamina masih dapat bertumbuh dalam setiap pertandingan.

“Hari ini kami tumbuh, karena kemarin kami kalah,” ujar dia. 

Tyreek Jewell mencetak double-double dengan 14 angka dan 10 rebound, begitu pula Carlos Smith yang mencatat 13 poin dan 10 rebound. Arki Dikania Wisnu menambah dengan 12 angka bagi Satria Muda.

“Kami belajar dari kekalahan kemarin bagaimana harus tetap fokus baik defense ataupun ofense dan terus menjaga antusiasme bermain,” kata Carlos Smith, center asing Satria Muda.

Masalah turn over juga menjadi keluhan pelatih CLS, Wahyu Widayat Jati. “Kami membuat 15 kali turn over, terlalu banyak untuk tim sekelas kami dan melawan tim sekuat SM pula,” kata Cacing, sapaan Wahyu.

Cacing menyebut pasukannya kalah dalam soal ketangguhan mental dibanding lawan. Tembakan tiga angka CLS, kata dia, juga sangat buruk dengan hanya dua kali masuk dari 18 percobaan.

 “Mungkin ada salah dalam latihan kami, anak-anak kurang mendapat tekanan.  Maka begitu mendapat tekanan dalam gim sesungguhnya mereka kesulitan,” analisa Cacing yang juga pelatih tim nasional putra Indonesia untuk SEA Games 2017 di Kuala Lumpur.

Bima Riski Ardiansyah, pemain CLS yang baru bermain di seri ketujuh setelah istirahat selama enam pekan akibat cedera juga mengakui Satria Muda bermain jauh lebih bagus. 

“Kami kalah di lapangan. Tak ada alasan, SM memang lebih baik kali ini,” ujar Bima.yang menjadi pencetak angka terbanyak bagi CLS dengan sumbangan 11 poin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement