Kamis 09 Mar 2017 13:24 WIB

Setya Novanto, Sekali Lagi

Ketua DPR RI Setya Novanto menjawab pertanyaan wartawan (Ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua DPR RI Setya Novanto menjawab pertanyaan wartawan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh : Firsan Nova *)

Nama Setya Novanto kembali naik ke permukaan. Dibicarakan dari pangkalan ojek hingga hotel bintang lima. Ironisnya, bukan karena prestasinya sebagai ketua DPR. Namun, lagi-lagi karena urusan suap-menyuap. Ia disebut menerima uang dari proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP).

Ia bersumpah tidak terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan KTP elektronik. Ia justru menyalahkan mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang disebutnya mengkaitkan namanya dalam perkara tersebut.

Setya menuding Nazaruddin mengalami gangguan psikologis yang secara ilusional menuduhnya terlibat dalam perkara yang diduga merugikan negara sekitar Rp 2,3 triliun. Setya juga menyebut Nazaruddin mendapatkan tekanan yang besar dari Demokrat untuk membidik dirinya.

Bertabur nama besar

Selama penyidikan, setidaknya ada 23 anggota DPR yang dipanggil untuk diperiksa. Dari jumlah tersebut, hanya 15 anggota DPR yang memenuhi panggilan penyidik KPK. Dua terdakwa pada perkara ini adalah eks Dirjen Dukcapil Irman serta pejabat pembuat komitmen proyek pengadaan e-KTP, Sugiharto.

Kepada KPK, Nazaruddin menyebut sejumlah nama pejabat yang ia duga turut menikmati uang hasil korupsi e-KTP. Antara lain mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi serta dua mantan pimpinan Komisi II DPR dari Fraksi Golkar, yaitu Agun Gunandjar Sudarsa (periode 2012-2014) dan Chairuman Harahap (2009-2012). Nazaruddin mengatakan, aliran dana proyek e-KTP juga diterima sejumlah anggota dewan dan petinggi partai politik, yakni Olly Dondokambey, Melchias Markus Mekeng, Mirwan Amir, Chairuman, Arief Wibowo, Anas Urbaningrum, dan Ganjar Pranowo. Tuduhan yang tentunya perlu dibuktikan di pengadilan yang rencananta akan di mulai hari ini.

Exit strategy

Setya Novanto seperti sebelumnya menganggap ini ujian. Berharap partainya tabah menghadapi situasi saat ini. Menarik dari beberapa ucapannya ia lebih mengkhawatirkan partainya ketimbang dirinya. Seolah mengirim pesan kepada publik, tak perlu mengkhawatirkan dirinya. Ia akan baik-baik saja. Seperti ia baik-baik saja saat sidang MKD dalam kasus "papa minta saham" freeport, 2015 lalu.

Setiap orang memiliki pola hidupnya sendiri-sendiri. Semacam trademark yang menjadi identitas diri. Trademark Setya Novanto adalah selalu terlibat dalam masalah beraroma uang dan kemudian lolos. Mungkinkah kali ini ia lolos lagi dalam mega skandal e-KTP? Kita akan lihat tak lama lagi, seberapa ampuh exit strategy yang disiapkan Setya?

 

*) Communication Strategist NEXUS Risk Mitigation and Strategic Communication

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement