Rabu 01 Mar 2017 08:21 WIB

Pembaharu Muda Rilis Buku tentang Invasi Iklan Rokok

 Penandatanganan deklarasi menolak iklan rokok di lingkungan sekolah.
Penandatanganan deklarasi menolak iklan rokok di lingkungan sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hasil survei terhadap iklan rokok yang dilakukan 20 Pembaharu Muda di 15 kota dibubukan. Buku yang diberi judul "Ketika Invasi Iklan Rokok Tak Terbendung Lagi" itu secara resmi diluncurkan pada Sabtu (25/2) kemarin di Ruang MTCC Gedung Pascasarjana UMY.

Wira Setya Dharma, Pembaharu Muda Yogyakarta mengatakan, dalam buku tersebut dijabarkan sejumlah fakta yang didapat. Bahwa iklan promosi dan sponsor rokok berada di tempat anak muda berkumpul. Seperti sekolah, kampus, cafe, taman kota, tempat wisata, jalan utama pusat kota dan tempat olaharaga.

Hal tersebut menunjukan bahwa industri rokok secara sengaja membidik anak muda sebagar target pasar utama.

Di beberapa kota ditemukan juga perusahaan rokok mengakali PP 109 tahun 2012 yang berbunyi bahwa sponsor rokok melarang penggunaan merek dagang dan logo termasuk brand image produk tembakau.

"Cara mereka menyiasati dengan menonjolkan huruf tertentu, font dan warna dari brand rokok," ujar Wira Setya Dharma dalam keterangan tertulis, Rabu (1/3).

Dalam peluncuran buku yang turut didukung komunitas pengendali tembakau 9cm dan MTCC itu, Wira mengatakan, juga dinilai bahwa perusahaan rokok semakin licik mengusung brand ambassador. Tidak lagi kalangan artis /ngetop, akan tetapi anak muda yang sukses di bisnis kreatif, distro, desain grafis dan band indie. Sehingga para follower dari anak muda tersebut yang menjadi target pemasaran perusahaan rokok.

“Harapannya hasil survei tersebut dapat menyadarkan masyarakat luas khususnya pemerintah bahwa generasi muda kita sekarang sedang dijajah oleh iklan dan promosi rokok. Selain itu pemerintah dapat dengan tegas melarang iklan dan promosi rokok secara menyeluruh," ungkap Wira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement