DPR Temukan Kondisi Karung Pupuk Bersubsidi Rawan Kebocoran

Rabu , 01 Mar 2017, 07:17 WIB
Pupuk bersubsidi (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Pupuk bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA -- Komisi IV DPR RI menemukan karung pupuk bersubsidi dalam kondisi mudah pecah sehingga rawan terjadi kebocoran atau pengoplosan. Hal itu disampaikan usai kunjungan kerja ke Gudang Pupuk Petrokimia dan Pusri di Ketapang, Pangkal Pinang, Provinsi Bangka-Belitung.

Terdapat dua jenis pupuk yang disimpan di gudang tersebut, yakni pupuk bersubdisi dan nonsubsidi. Kedua jenis pupuk ini terletak di blok yang berbeda, namun masih bersebelahan. Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS, Hermanto, menemukan kemasan karung pupuk tersebut mudah pecah.

"Yang kami temukan, packaging pupuk bersubsidi kami saksikan mudah sekali pecah sehingga pupuk itu bertebaran, berserakan, baik di gudang maupun di perjalanan rawan terjadi kebocoran," kata Hermanto, kepada Republika.co.id, Selasa (28/2).

Anggota Komisi IV ini menyaksikan banyak tumpukan kemasan pupuk yang pecah di dalam gudang sehingga memungkinkan peluang adanya oplosan atau upaya-upaya kecurangan lain. Apalagi, lanjut dia, kedua jenis pupuk ini bloknya terletak berdekatan.

Hermanto meminta pihak pengelola berhati-hati dengan adanya peluang pengoplosan oleh distributor tertentu yang tidak bertanggung jawab. Dikhawatirkan, pupuk bersubsidi bisa lari ke nonsubsidi. Ia mengingatkan pemerintah berhati-hati mengelola pupuk bersubsidi agar sampai tepat sasaran ke tangan petani.

Komisi IV DPR RI akan membawa masalah ini ke dalam rapat kerja bersama kementerian terkait di Jakarta. Pihaknya merekomendasikan supaya pemerintah lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan terhadap proses pendistribusian pupuk subsidi.

"Jika faktor mudah pecahnya packaging ini faktor kesengajaan, kami minta pemerintah supaya menindak pelakunya. Atau pemerintah memperketat standar kualitas packaging sehingga tidak terjadi pengoplosan atau kebocoran," kata Hermanto.

Anggota DPR RI dari Fraksi Hanura Fauzi Amru, menambahkan pihaknya akan memastikan distribusi pupuk subsidi, baik Petrokimia maupun Pusri, lancar sampai ke tingkat petani atau kelompok masyarakat. Diharapkan waktu musim tanam tiba, kebutuhan pupuk sudah tersedia.

Menurut Fauzi, total ada 22 ribu ton pupuk bersubsidi dari Petrokimia dan 19 ribu ton dari Pusri yang akan didistribusikan kepada petani. Penentuan petani penerima pupuk bersubsidi diatur oleh pemerintah daerah. Di samping soal distribusinya, Fauzi melihat kondisi karung pupuk bersubsidi jelek dan mudah bocor.

"Kurang lebih total 41 ribu ton pupuk bersubsidi tersebar di Bangka Belitung. Kita minta kepada Pusri dan Petrokimia untuk memperbaiki karung supaya karungnya benar-benar aman dan tidak bocor sampai ke tingkat petani," ujar Fauzi Amru.