Kamis 23 Nov 2017 06:55 WIB

Kalah di Hong Kong, Jonatan dan Anthony Gagal ke Dubai

Rep: Fitriyanto/ Red: Ratna Puspita
Pemain tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting
Foto: Humas PBSI
Pemain tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dua tunggal putra Pelatnas PBSI, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, harus terhenti pada babak pertama Hong Kong Open Super Series 2017, Rabu (22/11). Anthony kalah dari wakil tuan rumah, Wong Wing Ki Vincent, 21-18, 11-21 dan 16-21 sedangkan Jonatan dihentikan Wang Tzu Wei, Taiwan, 17-21 dan 13-21.

Dengan demikian, peluang Anthony dan Jonatan menuju Dubai World Super Series Finals 2017 akhirnya tertutup. Keduanya dipastikan tak bisa ambil bagian di turnamen tersebut.

Pelatih tunggal putra Indonesia Hendry Saputra mengaku tidak kecewa. Dia mengakui memang ada harapan agar kedua anak asuhnya bisa punya pengalaman untuk tampil di Final Super Series. “Karena suasananya kan beda,” kata dia melalui siaran pers yang diterima Republika, Rabu malam. 

Hendry pun menjelaskan alasan dia tidak terlalu kecewa yakni mengingat kondisi kaki, para pemainnya kemungkinan tidak bakal maksimal di Dubai. Apalagi, dia menambahkan, Anthony sempat mengalami masalah di lututnya. 

Selain itu, ada persoalan kepercayaan diri. “Saya perlu waktu untuk membuat mereka percaya diri. Jadi sekarang akan recovery supaya bisa lebih baik,” ujar Hendry. 

Secara umum, Hendry menuturkan, penguatan otot kaki dan stamina perlu ditambahkan untuk jangka panjang pertandingan. Selain itu, dia sudah mengevaluasi kelemahan masing-masing pemainnya, baik Anthony maupun Jonathan. 

Dia menuturkan, persoalan Anthony terletak pada kecepatan yang berkurang. “Ini bukan menjadi alasan tapi ini yang dialami Anthony. Saya bacanya seperti itu. Kecepatan kakinya tidak bisa mengimbangi rancangan main yang diharapkannya,” kata dia. Anthony merupakan pemain yang mengandalkan speed power,” kata dia. 

Kendala kecepatan kaki itu kemungkinan lantaran persoalan lutut yang dia alami ketika berlaga di Prancis. Hendry menyatakan kondisi lutut Anthony memang semakin membaik. Namun, dengan tempo permainan yang mengandalkan kecepatan dan kekuatan, Anthony harus memeragakan konsistensi. 

Nah masalah konsistennya ini saya rasa ada pengurangan sedikit. Ini tidak bisa jadi alasan,” kata dia. 

Hal lain yang perlu dimatangkan oleh Anthony, yakni kemampuan mengatasi persoalan angin. Dia menyatakan, kondisi lapangan kadang membuat pemain menang atau kalah angin. 

Jika seorang pemain menang angin maka biasanya merasa rugi karena stroke-nya tidak bisa digunakan dengan maksimal. “Beda dengan waktu kalah angin. Saya rasa Anthony harus punya kematangan menyikapi hal tersebut sehingga bisa dapat hasil yang baik,” ujar dia.

Dari sisi pengalaman, mental berjuang juga harus ada peningkatan. “Karena mereka (Anthony dan Wong) sering ketemu. Ada pengaruh kematangan dan kepintaran di lapangan. Lawan agak lebih siap untuk bisa mengatasi serangan Anthony,” kata dia. 

Mental berjuang juga menjadi kendala Jonatan. Selain itu, Hendry mengatakan, kekurangannya terletak pada variasi pukulan untuk mematikan lawan. “Dengan jangkauan dan tenaga yang cukup, tapi dia punya teknik masih kurang variasi, kurang bisa menekan lawan, nggak sama dengan Anthony,” ujar Hendry.

Hasil Anthony dan Jonatan di Hong Kong Open Super Series 2017 ini tak lebih baik dari China Open Super Series Premier 2017, pekan lalu. Anthony kalah di babak pertama dari wakil Hong Kong Ng Ka Long Angus dan Jonatan kalah dari lawan yang sama di babak dua.

Sejak penampilannya di Korea Open Super Series 2017, Hendry menilai penampilan Anthony dan Jonatan masih belum konsisten. Saat itu, Anthony menduduki podium utama sedangkan Jonatan menjadi runner up Korea Open Super Series 2017.

“Kalau dilihat dari lawannya memang nggak gampang. Tapi kalau dilihat dari Korea Open kemarin, saya harap mereka punya pengalaman yang lebih baik. Tapi masalah konsistensinya ternyata masih kurang. Namanya proses, ini yang mesti diadu. Pemain yang atas juga bisa mengalami hal seperti ini,” ujar Hendry.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement