Kamis 02 Nov 2017 05:34 WIB

Momen Terbaik, Terburuk, Tersedih di GP Malaysia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Israr Itah
Pembalap Ducati Andrea Dovizioso (tengah) berjaya di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada seri ke-17 musim ini, Ahad (29/10) siang WIB. Finis di belakang Dovi, ada rekan setimnya, Jorge Lorenzo (kiri), dan rookie MotoGP dari tim Yamaha Tech 3, Johann Zarco (kanan).
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Pembalap Ducati Andrea Dovizioso (tengah) berjaya di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada seri ke-17 musim ini, Ahad (29/10) siang WIB. Finis di belakang Dovi, ada rekan setimnya, Jorge Lorenzo (kiri), dan rookie MotoGP dari tim Yamaha Tech 3, Johann Zarco (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mutia Ramadhani, wartawan Republika.co.id

Enam sama. Ini bukan skor sepak bola, melainkan jumlah balapan yang masing-masingnya dimenangkan Marc Marquez dan Andrea Dovizioso musim ini. Dovi terus tampil memukau, mempertahankan peluangnya menjadi calon juara dunia MotoGP 2017.

Dovi tak ubahnya seperti Bruce Banner, anggota The Avengers yang tiba-tiba berubah menjadi Hulk dalam kondisi genting. Dia menyalip juara bertahan, Marc Marquez di Sepang, meninggalkan Baby Alien yang hanya mampu finis keempat. Dovi masih mempunyai satu kesempatan di seri final musim ini, yakni GP Valencia. Kesempatan yang wajib dimaksimalkan, sembari menantikan sebuah keajaiban terjadi.

Malaysia menjadi venue pesta kemenangan Franco Morbidelli. Pembalap peranakan Italia-Brasil itu mengukuhkan gelar juara dunia Moto2 2017. The Morbido kembali mengibarkan bendera Italia di kancah balapan primer dengan naik ke kelas MotoGP tahun depan.

Apalagi kejutan tahun ini? Seorang Johann Zarco, monster dari Yamaha Movistar berhasil menaklukkan balapan basah paling ekstrem di Motegi, Jepang. Dia membuktikan kualitasnya di tengah pembalap senior yang dilangkahinya di sirkuit tersebut.

Momen terbaik dari perhelatan MotoGP tahun ini tak lain adalah kemunculan sosok Morbidelli. Pembalap berdarah dua negara yang hobi menari samba, makan piadina, dan minum caipirinha ini dinobatkan sebagai juara Moto2. Morbidelli menjadi pahlawan di dua negara sekaligus.

Jebolan VR46 Academy itu mencetak gelar pertamanya setelah bertahun-tahun menjalani balapan. Dia tampil tanpa cela tahun ini. Semua pembalap dari tiga kelas angkat topi untuknya, terkhusus Sang Guru, Valentino Rossi.

Momen terburuk tahun ini adalah ketika sepeda motor tim satelit Yamaha Tech-3 bekerja lebih bagus dari sepeda motor pabrikan utama keluaran terbaru, YZM-1 2017. Terbukti, Zarco beberapa kali naik podium dengan motor lama Yamaha di sejumlah sirkuit.

Zarco dari hari ke hari semakin kuat, bahkan di lintasan basah sekalipun. Bos Yamaha Tech-3, Herve Pocharal sempat meragukan kemampuan anak buahnya sejam sebelum GP Sepang dimulai.

"Hujan turun. Ini pasti sangat sulit untuk Zarco," kata Pocharal yang ternyata dijawab dengan penampilan fantastis Zarco.

Pembalap Prancis itu menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik. Dia bukan hanya rookie alias pendatang baru terbaik tahun ini, melainkan juga pembalap satelit tercepat. Dia memang tak membawa pulang gelar juara dunia, namun daya tawarnya semakin tinggi.

Dua pembalap utama tim Garpu Tala, Rossi dan Maverick Vinales harus mengubur impian mereka bersaing di klasemen kejuaraan dunia setelah berlaga di Philip Island. Insinyur-insinyur Yamaha di Jepang mempunya sederet pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di musim baru tahun depan.

Momen paling menyedihkan dialami Suzuki yang performanya anjlok sejak ditinggalkan Vinales ke Yamaha. Dua pembalap Suzuki, Andrea Iannone dan Alex Rins nyaris selalu tampil mengecewakan.

Iannone salah memilih spesifikasi mesin. The Maniac melakukan homologasi dalam pengujian mesinnya di musim dingin tahun lalu. Salah satu poin lemah Suzuki adalah karakteristik mesinnya. Vinales dan rekan satu timnya Aleix Espargaro sewaktu masih di Suzuki tahun lalu menyadari motor biru bisa sangat agresif di tikungan, namun kurang akselerasi, sehingga sulit mencapai kecepatan tinggi.

Suzuki akhirnya merancang mesin baru untuk mengimbangi masalah ini, namun tak kunjung diuji hingga tes pribadi di Jerez November 2016. Iannone mengambil bagian dari tes tunggal tersebut, sementara Rins absen karena cedera usai kecelakaan di Valencia.

Iannone menguji dua mesin di Jerez, satu mesin baru, dan satunya lagi mesin 2016. Pembalap Italia itu pun menyimpulkan mesin versi baru lebih baik, sehingga Suzuki melakukan homologasi spesifikasi mesin keluaran 2017. Hal yang tak disangka terjadi. Pilihan Iannone tersebut ternyata buruk, dan kalkulasinya tidak akurat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement