Sabtu 30 Dec 2017 17:38 WIB

Hamilton Tetap Waspadai Vettel Musim Depan

Rep: Lintar Satria Zulfikar/ Red: Ratna Puspita
Pembalap Mercedes, Lewis Hamilton mengangkat trofi juara GP Jepang setelah menjadi yang tercepat pada balapan di Sirkuit Suzuka, Ahad (8/10).
Foto: EPA/Diego Azubel
Pembalap Mercedes, Lewis Hamilton mengangkat trofi juara GP Jepang setelah menjadi yang tercepat pada balapan di Sirkuit Suzuka, Ahad (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pembalap Formula 1 dari Mercedes Lewis Hamilton masih mewaspadai rivalnya pembalap Ferrari Sebastian Vettel untuk musim depan. Hamilton memprediksikan rival terberatnya tersebut akan tampil dengan kekuatan penuh pada musim 2018.

"Saya kira tahun depan, ia akan kembali dengan kekuatan penuh. Tapi saya merasa tidak ada yang tidak bisa tercapai, jika saya benar-benar bekerja keras," kata Hamilton seperti dilansir dari Motorsport, Sabtu (30/12).

Hamilton merebut gelar keempatnya pada musim 2017. Dia mengatakan keberhasilannya memperoleh kemenangan musim ini bukan lantaran kesalahan-kesalahan individual yang dilakukan oleh Vettel. 

Vettel memimpin klasemen sementara selama 12 seri balapan pada awal musim, sebelum kalah dari Hamilton setelah jeda musim panas. Vettel beberapa kali melakukan kesalahan yang membuatnya terkena penalti. 

Ia pernah sengaja menabrakan diri ke Hamilton pada Grand Prix Azerbaijan. Vettel juga menjadi pemicu tabrak yang melibatkan Kimi Raikkonen dan Max Verstappen di Grand Prix Singapura.

Menurut Hamilton, Vettel seharusnya bisa belajar dari kesalahan-kesalahan tersebut. "Saya juga pernah mengalami masa-masa seperti itu. Pada tahun-tahun sebelumnya ia juga biasanya bisa tampil solid seperti saya pada tahun ini," kata Hamilton.

Hamilton mengaku tidak mengetahui apakah performanya membuat tekanan terhadap Vettel sehingga pembalap asal Jerman itu kerap melakukan kesalahan. Namun, dia mengaku terus bekerja keras dan memanfaatkan kelemahan kecil yang dihadirkan oleh rivalnya tersebut. 

Ketika seorang atlet menunjukkan determinasi maka dia tidak akan memperlihatkan tanda-tanda kelemahan sehingga lawan sulit mencari celah. "Sebagai contoh, lihat Roger Federer dan Rafael Nadal. Pada titik tertentu di sebuah pertandingan, salah satu dari mereka akan melihat kelemahan dari lawannya, meski itu hanya setengah persen. Saat itulah mereka akan berusaha memanfaatkannya, dan itu bisa menjadi pembeda. Hal yang sama juga terjadi sepanjang tahun ini," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement