REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Luar biasa. Kalimat itu pantas disematkan kepada timnas putri Amerika Serikat yang sukses mempertahankan medali emas Olimpiade. Timnas putri AS menang 2-1 atas Jepang di final Olimpiade London 2012, yang digelar di Stadion Wembley, Kamis (9/8).
Kemenangan itu sekaligus membalas sakit hati di final Piala Dunia 2010 lalu. Dua gol AS diborong Carli Lloyd, di menit kedelapan dan tendangan jarak dekat pada menit ke-54. Jepang yang mengalahkan AS lewat adu penalti pada final Piala Dunia 2010, mempertipis ketertinggalan pada menit ke-63, lewat sontekan Yuki Ogimi. Meski menguasai pertandingan, Jepang gagal memulihkan kedudukan.
Sebenarnya Jepang berpeluang menyamakan kedudukan, saat gelandang Mana Izabuchi melepaskan tembakan keras. Beruntung kiper AS, Hope Solo tak melakukan penyelamatan gemilang sehingga gawang AS selamat dari kebobolan.
Laga yang ditonton 80.203 orang tersebut mencetak rekor penonton terbanyak dalam laga sepak bola wanita, lebih banyak dibanding Olimpiade Atlanta pada 1996 ketika disaksikan 76.481 penonton. Di Inggris, pertandingan itu juga menjadi rekor penonton terbanyak, dibanding pada awal turnamen ketika Inggris melawan Brazil di Wembley disaksikan 70. 584 penonton.
Sementara medali perunggu disabet Kanada yang sukses mengalahkan Prancis 1-0 di Coventry. Medali perunggu diserahkan bersamaan dengan medali emas dan perak, seusai laga Amerika kontra Jepang.
Kejadian menarik terjadi saat Presiden FIFA Sepp Blatter menyerahkan medali. Pria asal Swiss disoraki puluhan ribu penonton. Selain kurang populer, ia menjadi public enemy masyarkat Inggris, lantaran lebih memilih Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 ketimbang Inggris.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
