Selasa 03 Mar 2015 22:14 WIB

Sumsel Walk Out dari Rapat Asian Games 2018

Rep: Maspril Aries/ Red: Israr Itah
Dua pekerja berjalan di lintasan atletik SEA Games 2011 di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang.
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Dua pekerja berjalan di lintasan atletik SEA Games 2011 di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG--Keputusan mengejutkan diambil tim Sumatera Selatan (Sumsel) yang terdiri dari wakil dari Pemerintah Provinsi Sumsel dan KONI Sumsel. Mereka memutuskan walk out dari rapat pembahasan persiapan Asian Games 2018 yang dilaksanakan Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Jakarta, Selasa (3/3).

“Tim Sumsel yang terdiri dari Asisten III Sekretaris Daerah Achmad Najib, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumsel Achmad Yusuf Wibowo dan Ketua Harian KONI Sumsel Musni Wijaya memutuskan walk out dari rapat yang dipimpin Komisi Olympic Solidarity KOI Anthony Sunaryo di ruang rapat KOI,” kata Darmansyah staf Humas KONI Sumsel yang ikut hadir pada rapat tersebut.

ia menuturkan, rapat menjadi tegang saat pengurus KOI memaparkan lokasi pertandingan masing-masing cabor yang diklaim sebagai rekomendasi dari pihak Dewan Olimpiade Asia (OCA). Keputusan tersebut membuat tim Sumsel kaget dan melakukan protes.

Menurut Darmansyah, KOI mengklaim OCA merekomendasikan Palembang hanya mempertandingan delapan cabang olahraga di antaranya sofbol dan bisbol, kano dan menembak. 

“Cabang olahraga seperti renang dan atletik tidak dipertandingkan di Palembang. Padahal Sumsel memiliki kompleks Jakabaring Sport City dengan stadion akuatik yang sudah diakui Federasi Renang Dunia dan stadion atletik berstandar internasional,” ujar Darmansyah.

Achmad Najib menambahkan bahwa Sumsel selama ini tidak pernah dilibatkan dalam proses penetapan lokasi pertandingan, apakah di Jakarta atau di Palembang. Sumsel tetap mengacu pada ketentuan yang telah disepakati antara pihak OCA, KOI, DKI Jakarta dan Sumsel. KOI, kata dia, sudah seharusnya berlaku sebagai penyampai pesan antara OCA dan kota tuan rumah yang telah ditetapkan, Palembang dan Jakarta.

“Dalam penandatangan naskah tuan rumah penyelenggara saat di Incheon, Korea, sudah jelas bahwa kota tuan rumah adalah Palembang dan DKI Jakarta. Jadi kami tetap mengacu pada ketentuan tersebut dan meminta KOI dalam menetapkan lokasi pertandingan seharusnya berdasarkan usulan dari masing-masing daerah penyelenggara. Duduk bersama KOI membahas dan menyampaikan sesuai kesiapan dan kesanggupan,” kata Achmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement