Rabu 08 Feb 2017 19:13 WIB

VW akan "Hijaukan" California

VW berambisi kembangkan mobil eelektrik di AS
Foto: reuters
VW berambisi kembangkan mobil eelektrik di AS

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Meski sedang dirundung kasus hukum di AS, namun Volkswagen AG (VW) tetap bertekad mengembangkan bisnis kendaraan listrik di negeri Paman Sam tersebut. Bahkan VW juga berambisi mengembangkan kota California sebagai "kota hijau" yang bebas polusi, sekaligus percontohan bagi kendaraan ramah lingkungan. 

Keseriusan produsen otomotif terbesar di dunia itu terlihat setelah mendirikan unit usaha baru Electrify America LLC. Perusahaan ini akan bertanggung jawab terkait investasi konstruksi, perawatan sarana stasiun pengisian listrik bagi kendaraan listrik yang beroperasi kelak. 

Untuk mewujudkan ambisi itu, VW  menganggarkan modal hingga 2 miliar dolar AS guna membangun fasilitas kendaraan nol emisi (ZEV) tersebut. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari upaya menghadapi perkembangan bisnis otomotif global yang mengarah kepada pengembangan kendaraan ramah lingkungan dan listrik. 

Kabarnya VW juga telah menyiapkan fasilitas pengisian bahan bakar listrik sebanyak 500 buah yang tersebar di sejumlah tempat di AS. Termasuk mendirikan 300 tempat pengisian listrik di 15 pusat kota dan wilayah lain dengan cepat. Namun, tidak dijelaskan model stasiun pengisian listrik yang dibuatnya. 

Sejauh ini pihak VW telah menunjuk Mark McNabb sebagai kepala eksekutif mobil listrik di AS. MacNabb dianggap telah memiliki banyak pengalaman terkait program mesin diesel di AS. "Ini proyek yang begitu cepat dan berani, menjadi peluang bagi pengembangan industri," katanya. 

VW diperkirakan harus menyetorkan dana hingga 500 juta dolar AS setiap 30 bulan. Selain memperoleh izin resmi dari lembaga pengawas udara California dan perlindungan lingkungan AS.

Terkait skandal emisi mesin diesel yang menjeratnya, VW bersedia membayar ganti rugi senilai 25 miliar dolar AS. Dana itu sebagai kompensasi kepada pemilik kendaraan bermotor di AS, diler, lembaga pengawas lingkungan dan membeli kembali sekitar 500 ribu unit kendaraan yang tersangkut kasus tersebut. 

 

sumber : reuters/bloomberg
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement