Senin 06 Feb 2017 08:15 WIB

Berkemah Bantu Anda Tertidur Nyenyak

Rep: Novita Intan/ Red: Indira Rezkisari
Tidur di tenda
Foto: Pexels
Tidur di tenda

REPUBLIKA.CO.ID, Berkemah bisa menjadi kegiatan yang Anda pilih apabila mulai jenuh dengan rutinitas, dan kepadatan di kota. Anda bisa menikmati keheningan saat berkemah di alam, Anda hanya akan mendengar suara angin atau suara binatang.

Seperti dilansir laman Health, Senin (6/2) jika Anda biasanya tidur di kamar yang nyaman dengan kasur yang empuk, itu semua harus Anda tinggalkan saat akan berkemah. Ini sebuah tantangan namun menyenangkan ketika Anda bisa tidur di luar dan menyatu dengan alam. Anda akan tidur di sebuah tenda kecil dengan ruang gerak dan fasilitas terbatas, namun bukan berarti tidur di tenda itu tidak bisa membuat tidur Anda nyenyak.

Riset yang dimuat dalam Jurnal Current Biology mengungkap melakukan kegiatan berkemah, bisa membantu ketika mengalami kesulitan tidur. Peneliti Universitas Colorado Boulder AS, Kenneth Wright memulai riset pertama tentang kemah pada 2013. Saat itu dia mengirimkan lima orang pergi berkemah selama sepekan di musim panas.

Tujuannya bagaimana jam biologis seseorang berubah tanpa kehadiran barang-barang elektronik dan hanya bergantung pada sinar matahari. Sebelum dan setelah berkemah, Wright mengukur tingkatan hormon melatonin. Hormon ini mengingatkan tubuh waktu bersiap untuk tidur dan membantu mengatur jam internal seseorang.

Wright menemukan jam biologis kelima orang ini yang terbiasa berada di lingkungan modern mengalami penundaan dua jam. Hal ini tentu saja tidak bagus karena siklus tidur yang buruk terkait dengan sejumlah masalah kesehatan seperti mengantuk, suasana hati dan risiko besar kelebihan berat badan.

Riset kedua, Wright mengirim sejumlah orang berkemah selama sepekan di musim dingin. Tujuannya, dia ingin melihat apa yang terjadi ketika sejumlah orang pergi berkemah sementara yang lainnya tetap berada di rumah. Mayoritas orang yang berada di rumah, tidur lebih lambat dari biasanya dan jam biologis mundur lebih jauh.

Hasil temuan riset kedua adalah jam biologis orang-orang berkemah ini mengalami penundaan dua jam 36 menit atau lebih lama dibanding obyek riset di musim panas saat mereka terpapar cahaya matahari. Penemuan lainnya adalah mereka memiliki tingkat melatonin yang tinggi.

“Kami belum mengetahui apa artinya ini, tapi kita mengetahui orang-orang tertentu sensitif terhadap perubahan musim,” kata Wright.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement