Selasa 31 Jan 2017 18:00 WIB

Jenderal Besar dan Tanda Alam

Red:

Walau musim hujan, seminggu belakangan Jakarta dalam keadaan kering dan panas pada pagi hingga sore hari. Tetapi sore itu tiba-tiba hujan tercurah dengan lebat. Hujan deras bisa dirasakan masyarakat di sebagian Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.

Hal yang sama juga terjadi di Astana Giribangun, Karanganyar, atau sekitar 40 km dari Solo. Hujan yang sepekan tidak menyapa, tiba-tiba tumpah ruah. Guntur menggelegar sesekali terdengar. Angin cukup kencang juga tak mau ketinggalan menyapu wilayah itu.

Pada malam hari, Yogyakarta diguncang gempa. Badan Meteorologi dan Geofisika mencatat, gempa terjadi pukul 19.48.03 WIB. Gempa berkekuatan 5,2 SR ini berpusat di 115 km tenggara Wonosari-DIY, 128 km tenggara Bantul-DIY, 131 km barat daya Wonogiri-DIY, 138 km tenggara Yogyakarta-DIY, 131 km barat daya Wonogiri-DIY. Pusat gempa berkedalaman 22 km ini tidak menimbulkan tsunami.

Alam memberi kabar dari Jakarta dan Yogyakarta. Itulah sebagian suasana saat rakyat Indonesia terhenyak menyaksikan pengumuman oleh media massa dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pada Ahad, 21 Januari 2008, pukul 13.10 WIB, tim dokter kepresidenan bersama Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut) dan Siti Hediati Hariyadi (Titik) menyatakan mantan presiden Soeharto meninggal dunia.

"Innalillahi wainnailaihi rojiun. Telah wafat dengan tenang Bapak Haji Muhammad Soeharto pada hari Minggu 27 Januari 2008, pukul 13.10 WIB, di RSPP Jakarta," ujar Tutut.

Selanjutnya, Tutut menyatakan permintaan maaf dan berterima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mendoakan ayahnya. Dia sempat mengucapkan Istighfar sebanyak tiga kali sebelum menyatakan permintaan maaf.

"Bapak kami telah dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kami atas nama keluarga mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada yang telah mendoakan Bapak selama ini," ujar dia kepada wartawan di rumah sakit tersebut.

Dia juga menyatakan permohonan maaf kepada siapa saja yang mendoakan atau yang datang menjenguk ke RSPP tetapi tidak dilayani oleh keluarga secara baik. "Kami mohon jika ada kesalahan Bapak selama ini dimaafkan. Kami mohon doa restunya semoga perjalanan Bapak lancar selalu dilindungi Allah Subhanahu Wa Ta'ala diterima seluruh amal ibadahnya, diampuni segala dosanya, dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala," katanya.

Tutut mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam doa dan derita bersama ayahandanya, lelaki kelahiran Kemusuk, Yogyakarta, 21 Juni 1921.

Wasiat

Sebelumnya, tim dokter kepresidenan sempat mengumumkan keadaan mantan presiden Soeharto pada Ahad pagi sangat kritis. Pernapasan dangkal dan 100 persen kembali diambil alih alat bantu pernapasan.

Ketua tim dokter kepresidenan Marjo Soebiandono menjelaskan, sejak pukul 01.00 WIB keadaan kesehatan secara umum mantan orang nomor satu di pepublik ini menurun. Kemudian terjadi sesak napas diikuti dengan tekanan darah yang juga menurun.

Ya, Januari ini. Genap sembilan tahun wafatnya presiden kedua Republik Indonesia Jenderal Besar Haji Muhammad Soeharto. Ia wafat pada Ahad, 27 Januari 2008, dan dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin, 28 Januari 2008, dengan upacara kebesaran militer.

Soeharto memang sudah membuat wasiat. Jika wafat, ia meminta dimakamkan di tempat tersebut, tempat istrinya, Hajah Siti Fatimah Hartinah, dimakamkan pada akhir April 1996.

Penguasa republik selama sekitar 32 tahun itu wafat setelah menjalani perawatan selama 23 hari. Ia dirawat sejak 4 Januari 2008 di RSPP, Jakarta Selatan. Jenderal bintang lima itu wafat dalam usia 86 tahun tujuh bulan. Kegagalan multiorgan tubuhnya menjadi penyebab kematiannya.

Usai dinyatakan wafat oleh tim dokter kepresidenan, jenazah Pak Harto, demikian sapaan rakyat terhadapnya, langsung dibawa ke rumah duka di Jalan Cendana Nomor 6 dan 8, Menteng, Jakarta Pusat.

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), setelah menerima laporan wafatnya presiden kedua RI, langsung membatalkan kepergiannya ke Bali. Semula ia akan membuka konferensi antikorupsi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Di kantornya, SBY dan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumumkan pengibaran bendera Merah Putih setengah tiang selama tujuh hari berturut-turut sebagai ungkapan belasungkawa. Dalam upacara pemakaman di Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah, SBY bertindak sebagai inspektur upacara dan menyampaikan pidato yang ditulisnya sendiri.  n selamat ginting

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement