Jumat 27 Jan 2017 05:57 WIB

Presley tak Ingin Bernasib Sama dengan Rio Haryanto

Rio Haryanto
Foto: Andrew Boyers
Rio Haryanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pebalap formula asal Indonesia Presley Martono tidak ingin bernasib seperti Rio Haryanto yang tidak bisa melanjutkan balapan di ajang Formula 1 karena kekurangan dana. Hal itu diungkapkan ayah sekaligus manajer Presley, Perry Martono.

Dalam sebuah pertemuan di Jakarta, Kamis (26/1), Perry mengaku kejadian yang menimpa Rio membuatnya sedikit pesimistis terkait peluang anaknya mendapatkan sponsor. Perry heran karena tidak banyak yang mau membantu Rio padahal ketika berkiprah di Formula 1, dia adalah satu-satunya pebalap dari Asia.

"Ketika anda berprestasi di balapan formula, anda harus menyadari bahwa dana itu yang paling penting karena tanpa itu semua percuma. Semua pebalap yang tampil itu datang ke tim dengan membawa sponsor," tutur Perry.

Rio Haryanto sendiri merupakan pebalap Indonesia pertama yang bertanding di ajang Formula 1. Dia berkompetisi di musim 2016 dengan tim Manor, tetapi harus terhenti di tengah musim karena tidak memiliki dana yang cukup untuk bisa menyelesaikan musim.

Tidak ingin kisah Rio terulang pada Presley, juara umum seri Formula 4 Asia Tenggara 2016, Perry pun mengatur beberapa rencana demi mengembangkan karier anaknya yang baru berusia 16 tahun itu.

Keinginan untuk ikut dalam ajang Formula Tiga Seri Eropa tahun 2017 membuatnya harus memutar otak dan bekerja keras mencari dukungan sponsor baik dari pihak swasta maupun pemerintah.

"Sudah ada tim dari Formula 3 yang mengontak kami, tetapi semua masih bergantung pada dukungan dana dari sponsor yang saat ini masih dalam tahap mencari kesepakatan. Mudah-mudahan semuanya bisa beres di pertengahan Februari 2017," kata Perry.

Berandai-andai kalau sama sekali tidak bisa mendapatkan sponsor yang diinginkan. Perry yang mantan pebalap gokart tersebut menyiapkan rencana lain, yaitu menggunakan sumber daya pribadi dan meminta tim memberikan "diskon" agar Presley bisa bergabung.

Pilihan berikutnya, Presley bisa saja membalap dengan dukungan penuh sponsor dari luar negeri.

"Kami sudah melakukan beberapa pembicaraan dengan sponsor luar negeri ini. Yang penting adalah Presley bisa masuk tim dulu karena dia butuh latihan dan jam terbang," ujar Perry.

Adapun target utama Presley Martono adalah mendapatkan 40 poin lisensi super agar dapat berpartisipasi dalam balapan mobil paling populer di dunia, Formula 1, dalam waktu setidaknya tiga sampai empat tahun ke depan.

Saat ini, dia sudah mengantongi 12 poin lisensi super karena berhasil menjadi juara umum Formula 4 Asia Tenggara (SEA) dengan status debutan ("rookie"). Rencananya, jika dukungan sponsor mencukupi, dia akan tampil dalam Formula 3 seri Eropa pada tahun 2017, ajang yang tingkatannya satu strip di atas Formula 4 dan banyak menyediakan poin untuk lisensi super.

"Oleh karena itu, saya juga meminta dukungan dari pemerintah. Tidak harus dengan dana, tetapi mungkin bisa dengan mengimbau perusahaan BUMN atau swasta untuk turut membantu," tutur Perry.

Presley Martono sendiri adalah satu dari segelintir pebalap debutan ("rookie") yang ketika di usianya baru mencapai 16 tahun berhasil menjadi juara umum di seri Formula 4, tepatnya di Formula 4 Asia Tenggara 2016. Gelar tersebut sekaligus membuat dia dinobatkan menjadi "rookie" terbaik di kompetisi.

Sebelumnya, pebalap yang mengidolakan Lewis Hamilton ini pernah menjadi juara di "World Series Karting" yang diadakan di Adria, Italia pada tahun 2014. Pada tahun 2015, dia mencatatkan namanya sebagai "runner up" atau terbaik kedua secara keseluruhan di kejuaraan dunia gokart CIK-FIA. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement