Jumat 20 Jan 2017 12:03 WIB

Ada Tiga Hal Mendasar dalam Mengembangkan Pontren

Mahasantri Mahad Al-Aly, UIN Malang. (Ilustrasi)
Mahasantri Mahad Al-Aly, UIN Malang. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  LAMONGAN -- Kondisi pendidikan dan lembaga pendidikan Islam dahulu dilihat sebelah mata oleh pemerintah kolonial, berbeda dengan pendidikan umum pada masa-masa tersebut. Namun saat ini, pendidikan Islam sudah sejajar dengan pendidikan umum, bahkan tidak hanya sejajar, madrasah kita banyak mengungguli sekolah umum.

"Ini harus kita syukuri, Kementerian Agama terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan kita," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam kunjungan kerjanya ke Pondok Pesantren Ismailiyah Al-Muhtadi, Lamongan, Kamis (19/1).

Selain itu, lanjut lukman, dari segi aturan atau undang-undang, juga sudah banyak perubahan. Pemerintah pusat dan daerah wajib membiayai pendidikan umum dan agama, dan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan umum dan agama.

Dikatakan Lukman, Kemenag sejauh ini telah menghadirkan tiga hal mendasar untuk mengembangkan pondok pesantren. Pertama, perhatian khusus kepada pendidikan diniyah, kita buat pendidikan diniyah formal. Sehingga nanti standarnya sama dengan madrasah formal dan lulusannya diakui setara.

Kedua, kita membuat muadalah (penyetaraan) bagi pontren yang mengembangkan pendidikan salafi. Terhadap pontren ini, kita membuat penyetaraan dengan persyaratan tertentu, sehingga lulusannya bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Ketiga, secara khusus dan serius kita mengembangkan Mahad Aly.

"Saat ini, kita pilih 13 Mahad Aly pilihan untukmengembangkan satu program studi khusus untuk mempersiapkan ulama yang memiliki keahlian khusus seperti mendalami tasawuf atau fiqh," ujar Menag. Sehingga ke depan, kaderisasi ulama tetap bisa terjaga dan terpelihara dan dikembangkan di masa mendatang.

Selain pengembangan Pontren, Menag mengatakan, pendidikan tinggi juga terus dikembangkan untuk menampung lulusan madrasah dan pontren yang meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Tampak hadir dalam acara tersebut, Rektor UIN Surabaya Abdul Ala, Direktur Pendidikan Tinggi Islam Amsal Bahtiar, Direktur Pondok Pesantren Mohsen, Kakanwil Kemenag Jawa Timur Mahfudz Shodar, Staf Khusus Menag Gugus, Sesmen Khoirul Huda Basyir, pimpinan pontren, tokoh masyarakat, dan santri Pontren Ismailiyah Al-Muhtadi.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement